BMKG Mutakhirkan Gempa Pangandaran Jadi Magnitudo 5,6

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,63 LS dan 108,51 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 212 km arah selatan Kota, Kabupaten Pangandaran.

oleh Muhammad Ali diperbarui 18 Mei 2019, 11:19 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa magnitudo 5,9 mengguncang wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa pada Sabtu (18/5/2019) pukul 08.51.30 WIB. Gempa dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,6.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,63 LS dan 108,51 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 212 km arah selatan Kota, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 33 km.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, gempabumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar turun (normal fault).

"Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Pangandaran, Tasikmalaya, Cilacap, Banyumas, Karangkates, Blitar, Tulungagung dan Kediri II-III MMI, di Banjarnegara, Kebumen, Bantul dan Solo II MMI," kata Rahmat dalam keterangan tertulis yang diterima.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.

Rahmat menyebutkan, hingga pukul 09.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," kata Rahmat.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya