Facebook Bakal Lebih Banyak Didominasi Profil Pengguna Meninggal pada 2070

Menurut sebuah penelitian, jumlah dari pengguna Facebook yang sudah meninggal pada 2100 akan berjumlah sekitar 1,4 miliar hingga 4,9 miliar jiwa.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mei 2019, 17:30 WIB
Ilustrasi Facebook. (Foto: Fox News)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah profil pengguna Facebook yang sudah meninggal, dilaporkan akan lebih banyak dibandingkan dengan orang hidup pada 2070 mendatang.

Dilansir Live Science pada Jumat (9/5/2019), menurut sebuah penelitian, jumlah dari pengguna Facebook yang sudah meninggal pada 2100 akan berjumlah sekitar 1,4 miliar hingga 4,9 miliar jiwa.

Jumlah profil ini, akan banyak datang dari penduduk India yang merupakan negara nomor dua dengan populasi terbanyak.

Selain itu, Amerika Serikat (AS) juga menjadi negara penyumbang banyak profil tanpa 'penghuni', karena hampir semua penduduknya mempunyai akun Facebook.

Facebook merupakan media sosial terbesar di dunia. Pada Maret 2019, Facebook tercatat mengantongi 2,38 miliar pengguna aktif setiap bulannya, dengan 1,56 miliar pengguna aktif setiap hari.

Menurut data kematian PBB, para peneliti juga meramalkan bahwa angka kematian pada 2060 akan berjumlah lebih dari 500 juta pengguna Facebook, kemudian akan menjadi 1 miliar pada tahun 2079.

Parahnya 98 persen pengguna aktif bulanan akan meninggal pada 2100.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Batu Nisan Virtual

Ilustrasi Facebook (Foto: New Mobility)

Namun, angka yang diasumsikan tersebut akan ada, jika tidak hadir pengguna baru setelah 2018.

Sejatinya, jika jumlah pengguna hidup semakin banyak, berarti akan banyak juga pengguna yang meninggal.

 

3 dari 3 halaman

Awal 2019, Facebook Sudah Hapus 753,7 Juta Akun Palsu

Ilustrasi media sosial (Foto: Facebook)

Sepanjang awal 2019, Facebook menyebut pihaknya telah menghapus sebanyak 753,7 juta akun palsu di platform-nya secara global.

Langkah ini dilakukan raksasa media sosial asal Amerika Serikat itu, untuk mempersempit ruang gerak informasi palsu alias hoaks, serta ujaran kebencian yang beredar melalui platform tersebut.

Diungkapkan oleh Director Global, Politic and Government Outreach Facebook Katie Harbath, salah satu cara untuk menghadapi hoaks dan ujaran kebencian di Facebook adalah dengan menghapus akun palsu.

"Facebok dan Instagram percaya, media sosial bisa menjadi kekuatan positif untuk demokrasi di dunia, tetapi hoaks dan ujaran kebencian adalah tantangan yang dihadapi jelang pemilu," ujar Harbath dalam diskusi Pemuda Memilih di Jakarta, Senin (21/1/2019).

"Pada kuartal pertama tahun ini, kami menghapus sekitar 753,7 juta akun palsu secara global," demikian kata Facebook dalam pernyataannya.

Sayangnya, dari 115 juta akun Facebook di Indonesia, Facebook tidak menyebut berapa akun yang sudah dihapusnya.

Namun secara global saat ini jumlah pengguna aktif Facebook mencapai 2,2 miliar user.

(Shintya Alfian/Jek)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya