Penyaluran Kredit Infrastruktur Bank Mandiri Capai Rp 177,8 Triliun

Bank Mandiri mencetak pertumbuhan kredit sebesar 12,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada triwulan I-2019 menjadi Rp 790,5 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2019, 19:15 WIB
Nasabah melakukan transaksi di ATM Mandiri, Jakarta, Selasa (6/6). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyiapkan dana tunai sebesar Rp23,5 triliun atau Rp1,1 triliun per hari selama bulan ramadan hingga lebaran. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk telah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp 177,8 Triliun hingga Maret 2019. Kredit tersebut disalurkan kepada 7 sektor utama infrastruktur di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badruddin dalam acara Paparan Publik Kinerja Keuangan Kuartal I 2019, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019).

“Tak hanya secara individu, komitmen kami dalam mendukung percepatan penyediaan infrastruktur ini juga telah direalisasikan melalui kerjasama sindikasi pembiayaan dengan lembaga keuangan lain. Tercatat, hingga Maret 2019, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit sindikasi sebesar Rp 66,7 triliun atau secara tahunan berhasil tumbuh 37,6 persen” katanya.

Adapun rincian penyaluran kredit infrastruktur tersebut yakni subsektor transportasi sebesar Rp 38,9 triliun, subsektor tenaga listrik capai Rp 35,6 triliun, subsektor migas & energi terbarukan mencapai Rp 27,4 triliun, subsektor konstruksi mencapai Rp 20,5 triliun, subsektor jalan tol sebesar Rp 17,7 triliun, subsektor telematika di angka Rp 16,8 triliun, subsektor perumahan rakyat & fasilitas kota tercatat Rp 9,6 triliun, dan subsektor infrastruktur lainnya di angka Rp 11,3 triliun.

Dia mengungkapkan, bentuk dukungan lain juga tercermin pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), dimana pada tiga bulan pertama tahun 2019, total KUR disalurkan mencapai Rp 5,17 triliun atau sekitar 20 persen dari target tahun 2019.

"Adapun 51 persen dari nilai tersebut atau Rp 2,64 triliun telah disalurkan kepada sektor produksi, yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi. Sejak pertama kali disalurkan hingga Maret 2019, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 71,1 triliun kepada lebih dari 1,32 juta debitur di seluruh Indonesia," ujarnya.

Secara keseluruhan, Bank Mandiri mencetak pertumbuhan kredit sebesar 12,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy) pada triwulan I-2019 menjadi Rp 790,5 Triliun.

Dari total penyaluran kredit tersebut, Siddik melanjutkan, penyaluran kredit produktif tercatat sebesar Rp 522,6 triliun atau 76,3 persen dari portofolio kredit bank only. Rinciannya, kredit modal kerja (bank only) sebesar Rp 295,8 triliun atau tumbuh 7,0 persen yoy dan kredit investasi mencapai Rp 226,7 triliun, naik 13,6 persen yoy.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Bank Mandiri Cetak Laba Rp 7,2 Triliun di Kuartal I 2019

Nasabah melakukan transaksi di cabang Bank Mandiri Pertamina UPMS III, Jakarta, Rabu (28/6). Bank Mandiri memberikan layanan perbankan terbatas kepada nasabah secara bergantian pada musim liburan Idul Fitri 26-30 Juni 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Bank Mandiri Tbk membukukan laba bersih Rp 7,2 Triliun pada Kuartal I 2019. Laba ini tumbuh 23,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Adapun, aset Bank Mandiri pada periode tersebut tercatat sebesar Rp 1.206,0 triliun, naik 9,8 persen dari akhir Maret 2018.

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menyebutkan, kenaikan laba bersih tersebut terutama didorong oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 15,05 persen yoy menjadi Rp 22,0 triliun, pendapatan operasional selain bunga atau fee based income yang meningkat sebesar 3 persen YoY yang tercatat Rp 6,2 triliun. 

"Serta diiringi dengan penurunan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dan penghematan biaya operasional yang terkendali tumbuh single digit," kata dia dalam Paparan Publik Kinerja Keuangan Kuartal I 2019, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019).

Siddik juga mengungkapkan, Bank Mandiri berencana menumbuhkan bisnis secara berkesinambungan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah, menjaga pertumbuhan biaya operasional serta penyaluran kredit yang lebih prudent baik di segmen Wholesale dan Retail.

Sementara itu, di tengah kondisi ketatnya persaingan suku bunga perbankan, pada Kuartal I 2019, pengumpulan dana murah perseroan tercatat tumbuh 3,9 persen yoy mencapai Rp 516,5 triliun. Pertumbuhan ini bertumpu pada kenaikan tabungan sebesar Rp 20,4 triliun menjadi Rp 331,3 triliun, dan giro yang mencapai sebesar Rp 185,1 triliun.

3 dari 3 halaman

Terbitkan Surat Utang

Petugas call center beraktivitas di gedung call center Bank Mandiri, Tangerang Selatan, Senin (18/4). Tahun ini, Bank Mandiri menargetkan dapat menerima lebih dari 100 penyandang disabilitas untuk menjadi pegawainya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam upaya memperkuat permodalan, Bank Mandiri juga telah menerbitkan surat utang melalui program Euro Medium Term Notes (EMTN) dalam denominasi dolar AS senilai USD 750 juta. Surat utang bertenor 5 tahun dan kupon 3,75 persen itu sendiri merupakan bagian dari rencana program penerbitan obligasi valas senilai USD 2 miliar.

“Penerbitan surat utang ini membuat rasio CAR perseroan berada pada level aman di kisaran 22,47 persen yang diharapkan bisa bertahan hingga akhir tahun ini. Penerbitan surat utang ini berhasil mengendurkan tekanan pada rasio LFR perseroan (bank only) yang berada pada kisaran 92,55 persen dan diharapkan bisa terjaga pada kisaran 93 persen," ujarnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya