Duka di Pemilu 2019, Dua Polisi Meninggal Dunia Saat Amankan TPS di Jatim

Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) sedang berduka pada momen Pemilu 2019 ini.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 19 Apr 2019, 01:31 WIB
Warga menunjukkan contoh surat suara saat simulasi pemungutan dan pencoblosan surat suara Pemilu 2019 di Taman Suropati, Jakarta, Rabu (10/4). Simulasi pemungutan surat suara dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dan kekurangan saat pencoblosan pemilu pada 17 April nanti (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Surabaya - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) sedang berduka pada momen Pemilu 2019 ini. Dua anggotanya meninggal dunia saat bertugas mengamankan Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Duka pertama dialami Brigadir Prima Leinon Nurman Zasono, anggota Polres Bondowoso. Beliau meninggal dunia pada Senin 15 April kemarin akibat kecelakaan," tutur Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera,  Kamis (18/4/2019).

Barung menjelaskan, peristiwa bermula ketika Brigadir Prima usai melaksanakan apel Pergeseran Pasukan (Serpas) pukul 14.00 WIB, yang bersangkutan hendak menuju tempat TPS. 

"Beliau mengendarai sepeda motor Vario matic bernomor polisi P 6978 FF. Setelah sampai di jalan depan Koramil Wonosari, korban mengalami kecelakaan dengan mobil Isuzu Panther bernomor polisi P 1126 DE dari arah berlawanan," kata Barung.

"Mobil Isuzu itu dikendarai Aulia Akbar Madani yang beralamat di Jalan MT Hariyono RT 14 RW 02 Badean, Kabupaten Bondowoso," lanjut dia soal duka di Pemilu 2019.

Kabar duka kedua menimpa seorang anggota polisi dari Polsek Krian, Kabupaten Sidoarjo, Aiptu M Supri. Saat mengamankan TPS 21-25 di Desa Bareng Krajan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, yang bersangkutan izin untuk menunaikan salat Ashar. Tiba-tiba Aiptu Supri jatuh pingsan. 

"Petugas yang berada di lokasi langsung dibawa ke Puskesmas Krian. Namun nyawa Aiptu Supri tak terlolong meski telah mendapatkan perawatan medis. Dia diduga meninggal dunia terkena serangan jantung," ujar Barung.

"Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya pada dua personel dari Polda Jatim, yang gugur dalam menjalankan tugas pengamanan Pemilu 2019," lanjut dia.

 

2 dari 2 halaman

Kejadian Sebelumnya

Petugas KPPS Luar Negeri bersama pengawas dan saksi melakukan penghitungan surat suara Pemilu 2019 yang dikirimkan melalui pos maupun yang dicoblos langsung di TPS, di KBRI Washington DC, Kamis (18/4). Jokowi meraih 1113, sementara pasangan Prabowo-Sandi meraih 352 suara. (Liputan6.com/HO/Butet)

Sebelumnya, diduga mengalami kelelahan seorang saksi di TPS meninggal dunia, Rabu (17/4/2019). Korban diketahui bernama Mashuri (43), warga Dusun Mantren, Desa/Kecamatan Kabat. Sebelum meninggal, korban diketahui muntah-muntah di TPS tempatnya menjadi saksi. 

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Awalnya, korban sedang melaksanakan tugas menyaksikan perhitungan surat suara di TPS 9 Desa/Kecamatan Kabat. Tiba-tiba korban mengeluh sesak nafas.

"Selanjutnya korban keluar (dari TPS), muntah-muntah," kata Eko Wahyudi, salah seorang warga yang juga menjadi saksi di TPS tersebut. 

Setelah muntah, lanjut Eko Wahyudi, korban kemudian terlihat pulang ke rumah. Sekitar pukul 15.00 WIB, Mashuri dikabarkan meninggal dunia. Informasi yang berkembang. Saat istirahat siang korban sempat meminum obat. 

Kapolsek Kabat, AKP Supriyadi membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, sebelum pulang, korban sempat mengeluh dadanya sakit. Korban juga sempat memberikan kartu mandat saksi kepada temannya. 

Sesampai di rumah, lanjut Supriyadi, korban meminta istrinya membelikan es untuk ditempelkan di dadanya yang sakit. Korban juga menyuruh istrinya membelikan soda. Setelah minum soda korban pamit istirahat di kamar pada istrinya.

"Beberapa saat kemudian istrinya melihat korban ke kamar, dan setelah dilihat, korban sudah tidak bernyawa," jelas Supriyadi.

Istri korban kemudian berteriak memanggil keluarganya. Wargapun melaporkan kejadian ini ke polisi. Petugas Polsek Kabat kemudian mendatangi TKP bersama petugas medis dari Puskesmas Kabat. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ke tubuh korban.

Keluarga korban menolak dilakukan otopsi pada korban. Mereka legowo menerima kejadian itu. Hasil pemeriksaan medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

"Hasil pemeriksaan medis diduga korban kecapekan dan mengalami serangan jantung," jelas mantan Kapolsek Kalipuro ini.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya