Instagram Uji Fitur Fast Forward untuk Video

Menurut seorang pengguna Twitter bernama Jane Manchun Wong, Instagram saat ini sedang menguji seekbar video.

oleh Andina Librianty diperbarui 30 Mar 2019, 16:00 WIB
Ilustrasi Instagram (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Instagram merupakan media sosial yang cukup sering merilis berbagai fitur baru. Kali ini, layanan milik Facebook itu dilaporkan sedang menyiapkan fitur baru untuk video.

Dilansir Phone Arena, Sabtu (30/3/2019), menurut pengamat aplikasi Jane Manchun Wong, Instagram saat ini sedang menguji seekbar video. Pengujian ini sedang dilakukan di internal perusahaan.

Wong sendiri dikenal kerap berhasil menemukan fitur-fitur yang belum dirilis untuk sejumlah aplikasi, termasuk Facebook dan Instagram. Ia juga mengetahui fitur yang sedang disiapkan oleh Twitter.

Wong pun merilis video GIF untuk membuktikan temuanya tersebut. Sayangnya, sejauh ini belum ada konfirmasi dari Instagram tentang waktu peluncuran seekbar video ini.

Jika nanti seekbar telah dirilis, maka pengguna Instagram bisa memajukan (fast forward) atau memundurkan waktu di video.

Artinya, pengguna tidak lagi harus menunggu sampai video terputar sepenuhnya, karena bisa memutar kembali ke waktu yang diinginkan.

Seekbar merupakan salah satu dari serangkaian fitur yang sedang disiapkan oleh Instagram.

Sebelumnya, perusahaan juga dilaporkan tengah menyiapkan fitur penundaan dan peringatan untuk komentar yang dianggap ofensif, serta sejumlah perubahan untuk para influencer terkenal di dalam layanannya.

2 dari 2 halaman

Menkominfo: Hoaks Terbanyak Terjadi di Facebook dan Instagram

Ilustrasi Instagram. (via: istimewa)

Media sosial bukan hanya menjadi alat menjalin komunikasi, tapi ada sejumlah pihak yang memanfaatkannya untuk menyebarkan informasi palsu atau hoaks. Jelang pemungutan suara Pemilu 2019, hoaks di media sosial kian marak. Hal itu berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Komunikasi Informatika (Kemenkominfo) dari Agustus 2018 hingga Februari 2019.

Menkominfo Rudiantara mengatakan, paling banyak hoaks yang ditemukan pihaknya yakni dari Facebook dan Instagram.

"Hoaks itu paling banyak di Facebook, Instagram. Kalau Twitter jauh menurun. Ya kelompok keluarga itu lah, Facebook, Instagram," kata Rudi di Balai Kartini, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2019).

Ia pun mengungkapkan, kebanyakan modus dalam menyebarkan hoaks di media sosial yakni dengan cara mengunggah dan menyebarkan screenshot.

"Jangan lupa modusnya itu mengunggah menggunakan medsos, akun yang dibuat seketika, tapi ketika selesai diunggah dia screenshoot (unggahan tersebut), kemudian akunnya ditutup sendiri, diviralkan melalui pesan instan," ungkapnya.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya