Kementerian Kelautan Gagalkan Penyelundupan 295 Benih Ikan Arwana ke Malaysia

Kementerian KKP berhasil cegah pengiriman 295 benih ikan arwana di dalam tas pakaian hitam.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Mar 2019, 17:54 WIB
KKP gagalkan pengiriman 295 bibit arwana ke Malaysia. Dok: Kementerian KKP

Liputan6.com, Entikong - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (KIPM) Entikong, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau,  Kalimatan Barat (Kalbar) berhasil menggagalkan upaya penyelundupan benih ikan hias arwana yang tak dilengkapi dokumen karantina pada Jumat 22 Maret 2019.

Ikan arwana asal Pontianak, Kalbar tersebut sedianya akan dikirim ke Kuching, Malaysia melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong.

"Ikan arwana merupakan jenis ikan yang dilindungi Undang-undang. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 21 tahun 2014, anak ikan arwana dengan ukuran kurang dari 12 cm per ekornya dilarang keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia," terang Menteri KKP, Susi Pudjiastuti dalam keterangan resminya.

Ikan hias arwana selundupan tersebut berjumlah 295 ekor yang terdiri dari 24 ekor ikan arwana jenis golden dan 187 ekor ikan arwana jenis banjar.

Penggagalan penyelundupan dimulai dari pemeriksaan oleh petugas terhadap muatan barang bagasi bus antarnegara di pintu PLBN Entikong.

Pada pukul 12.00 waktu setempat, petugas yang terdiri dari Balai KIPM Entikong, Bea Cukai Entikong, Kepolisian Sektor (Polsek) Entikong, Pengamanan Perbatasan (Pamtas), Badan Karantina Pertanian Entikong, Kepala Cabang Kejaksaan Negeri (Kacabjari) Entikong, dan instansi terkait lainnya melakukan pemeriksaan terhadap bus Damri dengan nomor polisi KB 7576 S.

Dalam pemeriksaan tersebut, petugas menemukan 12 kantong plastik berisi ikan arwana.Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Kemananan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP, Rina menyatakan, pelaku mengelabui petugas dengan modus memasukkan 12 kantong plastik tersebut ke dalam tas pakaian berwarna hitam.

"Ini modus agar petugas tidak mencurigai barang bawaan yang dikira hanya tas pakaian,” ungkap Rina di Jakarta, Sabtu (23/3/2019).

Selanjutnya, supir bus Damri berinisial Z dan BS diperiksa oleh Tim Penyidik Balai KIPM Entikong. Sementara bus angkutan Damri tersebut diamankan sebagai barang bukti dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Adapun barang bukti benih ikan arwana diamankan di laboratorium basah Balai KIPM Entikong.

"Perlu dilakukan penanganan yang tepat di laboratorium terhadap benih ikan arwana ini agar tidak stress atau mati," tutur Rina.

 

2 dari 2 halaman

Anak Ikan Arwana Sangat Dilindungi

Ikan Arwana merupakan salah satu ikan purba yang belum punah. Diperkirakan telah hidup sejak 220 juta tahun yang lalu. Arwana masih banyak ditemukan di Pulau Kalimantan. (AFP Photo/Adek Berry)

Ikan arwana (Scleropages formosus dan Sclerepages jardinii) termasuk jenis ikan purba yang hingga kini belum punah. Namun, ikan dengan nama lain siluk, kayangan, kalikasi, hingga kelasa ini merupakan satwa langka di Indonesia. Habitat asli ikan arwana jenis Scleropages formosus adalah di Kalimantan, sementara Sclerepages jardinii di Papua.

Menurut Menteri Susi, ikan arwana jenis Scleropages formosus telah masuk dalam Red List International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dan Appendix I Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), sehingga dilarang diperdagangkan kecuali hasil penangkaran (domestikasi).

Atas kejadian ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali memberi apresiasi terhadap sinergi yang baik petugas di PLBN Entikong. Menurutnya, penggagalan penyelundupan ini telah berhasil menyelamatkan arwana sebagai salah satu spesies ikan yang kini terancam punah.

"Saya berharap ke depannya tidak ada lagi yang memperjualbelikan benih ikan arwana. Tindakan tidak bertanggung jawab ini sangat mengancam keberlanjutan spesiesnya di alam," ujar Susi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya