Tol Semarang-Demak Mulai Konstruksi pada 2019

Keberadaan tol ini diharapkan meningkatkan aksesibilitas dan menambah kapasitas jaringan jalan yang sudah ada.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 26 Feb 2019, 19:12 WIB
Kendaraan pemudik melintas setelah dilakukan penutupan sementara di ruas Tol Salatiga-Kartasura, Barukan, Semarang, Jateng, Selasa (12/6). Hal ini dilakukan untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas di Jembatan Kali Kenteng. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) menargetkan pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak sepanjang 27 Km mulai dikerjakan konstruksinya pada 2019. 

Keberadaan tol ini diharapkan meningkatkan aksesibilitas dan menambah kapasitas jaringan jalan yang sudah ada untuk melayani kawasan utara Jawa. 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyatakan, desain sebagian jalan tol Semarang-Demak akan terintegrasi dengan pembangunan tanggul laut Kota Semarang. 

"Diharapkan apabila Jalan Tol Semarang-Demak sudah selesai, maka banjir rob di Semarang akan tertangani karena sekaligus berfungsi sebagai tanggul rob dan bersinergi dengan pembangunan tanggul, polder, dan rumah pompa yang dikerjakan oleh Ditjen Sumber Daya Air," kata dia dalam sebuah keterangan tertulis, Selasa (26/2/2019).

Pembangunan jalan tol senilai investasi sekitar Rp 15,3 triliun ditargetkan akan berlangsung selama 2 tahun.

Konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak membutuhkan lahan seluas 1.887.000 meter persegi. Lahan dibagi menjadi dua seksi, yakni Seksi I Kota Semarang dan Seksi II Kabupaten Demak.

Secara teknis, Jalan Tol Semarang-Demak direncanakan memiliki empat simpang susun, yakni Kaligawe, Terboyo, Sayung, dan Demak.

Kecepatan rencana 100 km per jam dengan arah pelebaran pada jalan tol ini merupakan pelebaran ke dalam dengan jalur awal 2x2 dan jalur akhir 2x3. 

 

 

2 dari 2 halaman

Urai Kemacetan di Genuk dan Kaligawe

Petugas mengalihkan kendaraan pemudik di ruas Tol Salatiga-Kartasura, Barukan, Semarang, Jateng, Selasa (12/6). Pengalihan terjadi jika ada antrean panjang lebih dari 2 km jelang turunan dan tanjakan di jembatan Kali Kenteng. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Di sisi lain, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Danang Parikesit mengatakan, kehadiran ruas tol ini diharapkan mampu mengurai kemacetan di sekitar kawasan industri di wilayah Genuk dan Kaligawe yang kerap dilanda banjir rob.

"Harapannya pembangunan tol ini sekaligus merevitalisasi kawasan industri di sana. Begitu jalan tolnya dibangun kawasan industri tidak lagi terdampak rob, sehingga bisa kembali membangkitkan ekonomi baru di sana," ungkap dia.

Saat ini, ia menambahkan, proyek jalan tol tersebut masih dalam tahapan lelang investasi, dimana sudah ada 4 konsorsium lulus dalam proses pra kualifikasi dan selanjutnya akan lanjut ke tahap pemasukan penawaran. 

Keempat konsorsium itu antara lain PT Jasa Marga (Persero), PT Waskita Toll Road, PT Adhi Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero). Lalu ada konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Persero), PT Wijaya Karya (Persero), PT Misi Mulia Metrical, PT China Harbour Indonesia, dan Sinohydro Corporation Limited. 

"Jika semua berjalan sesuai rencana lelang, proses penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) bisa dilakukan pada awal Mei 2019," ujar Danang. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya