Timses Jokowi Minta ASN Tetap Netral di Pilpres 2019

Dia meminta ASN untuk memilih berdasarkan visi dan misi yang terbaik.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Feb 2019, 13:00 WIB
Sejumlah pegawai Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta melakukan aktivitas kerja di Balai Kota, Jakarta, Senin (3/7). Mulai Senin (3/7), seluruh instansi pemerintahan masuk kerja usai libur Lebaran. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) tetap bersikap netral di Pilpres 2019. Meskipun masing-masing memiliki hak untuk memilih pilihan politiknya sendiri.

"Kami berharap ASN tetap menunjukan netralitasnya. Soal hak pilih mereka, kami berharap mereka akan lebih obyektif dengan melihat visi, misi dan program yang lebih menyejahterakan mereka," kata Ace saat dihubungi merdeka.com, Selasa (5/2/2019).

Ace menjelaskan ASN tidak boleh berkampanye pada salah satu pasangan capres-cawapres secara terbuka. Dia meminta ASN untuk memilih berdasarkan visi dan misi yang terbaik.

"Prinsipnya, ASN itu harus menunjukan netralitasnya dalam Pilpres. Mereka secara terbuka tidak boleh mengkampanyekan calon tertentu dalam Pilpres ini," ungkapnya.

"Namun sebagai warga negara mereka memiliki hak untuk menentukan pilihan politiknya," ucapnya.

 

2 dari 2 halaman

Survei Dukungan Politik ASN

Sebelumnya, Lembaga Survei Charta Politika pernah merekam dukungan PNS hingga perangkat desa kepada calon presiden 2019.

Hasilnya, PNS pendukung Jokowi mencapai 40,4 persen. Jumlah itu lebih kecil dibanding PNS yang mendukung Prabowo-Sandiaga yakni 44,4 persen. Masih ada 14,9 persen PNS yang belum memberikan dukungan suara untuk kedua calon.

Sementara di lingkungan pegawai desa atau kelurahan, pemilih Jokowi-Ma'ruf hanya 30,8 persen. Sedangkan pegawai desa atau kelurahan yang memilih Prabowo-Sandi mencapai 53,8 persen. Masih ada 15,4 persen pegawai desa dan kelurahan yang belum menentukan sikap politiknya di Pilpres 2019.

Survei Charta Politika ini dilakukan pada periode 22 Desember 2018-2 Januari 2019. Melalui wawancara 2000 responden di 34 provinsi. Survei menggunakan metode survei acak bertingkat atau multistage random sampling dengan margin of error 2,91 persen. Tingkat kepercayaan 95 persen.

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya