Timses: Prabowo Harus Jadi 'Macan' di Debat Kedua Capres

Ferdinand menjelaskan, gaya debat pertama Prabowo tak ampuh memantik simpati dari masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2019, 20:11 WIB
Capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno saat memaparkan visi misi dalam debat Pilpres 2019, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) bakal mengubah strategi debat capres antara Prabowo Subianto melawan rivalnya, Joko Widodo atau Jokowi. Anggota BPN Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean ingin Prabowo berdebat seperti macan.

"Saya tidak ingin menggunakan kata menguliti (Jokowi di debat) ya, saya berpesan kepada Prabowo dan Sandi bahwa Prabowo harus jadi macan. Bang Sandi harus jadi singa. Jadi saya pribadi memesannya seperti itu dan beliau menerimanya," kata dia di Prabowo-Sandi Media Center, Jalan Sriwijaya I No 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (22/1/2019).

Ferdinand menjelaskan, gaya debat pertama Prabowo tak ampuh memantik simpati masyarakat. Pada debat selanjutnya, Prabowo kemungkinan bakal tampil agresif.

"Nah ternyata ada perubahan signifikan dari pemilih kita, cara pandang masyarakat kita terhadap politik capres ini lebih suka sekarang ya kalau kita pergunakan kata gebuk-gebukan ya," ujar Ferdinand.

"Seperti itu jadi masyarakat kita ini ingin tahu betul capres kita ini siapa, ternyata untuk santun, ramah itu tidak lagi memberikan pemahaman bagi masyarakat kita bahwa presiden kita capres kita punya wawasan seperti ini," sambung dia.

BPN akan merancang strategi menghadapi debat kedua. Prabowo akan kembali diberi masukan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Di situ Pak SBY akan hadir memberikan masukan-masukan lagi kepada Prabowo dan Bang Sandi," ungkap Ferdinand.

 

2 dari 2 halaman

Berjalan Bebas

Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memaparkan visi misi di Debat Pilpres 2019 pertama di Jakarta, Kamis (17/1). Debat perdana ini mengangkat tema hukum, hak asasi manusia, terorisme, dan korupsi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ferdinand mengatakan, BPN ingin skema debat kedua berjalan bebas dan mengalir layaknya tarung bebas. Dia ingin masyarakat puas melihat mana capres yang lebih tangguh mengutarakan gagasan Indonesia lima tahun ke depan.

"Kami akan mengubah style, mengubah gaya. Dari tim kita sudah mengajukan kepada KPU untuk tarung bebas aja. Seperti UFC. Tetapi tetap harus dimoderatori supaya rakyat kita betul-betul melihat siapa sih calon presiden yang memiliki gagasan untuk Indonesia lima tahun ke depan," tuturnya.

Perubahan format debat juga untuk menarik pemilih. Pasalnya, jumlah swing voters maupun undecided voters masih sekitar 35%. Artinya jumlah pemilih yang masih ragu dan pemilih yang belum menentukan pilihan capres masih tinggi.

"Maka kita meminta kepada KPU bentuk format yang lebih terbuka lebih tarung bebas tetapi tetap dimoderatori supaya debat besok ini bisa menunjukkan kapasitas mobilitas dan wawasan dari capres-capres kita semuanya," terang Ferdinand.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya