7 Mitos Seks Populer yang Harus Diketahui Faktanya

Ada mitos seks populer yang harus disingkirkan jauh-jauh dan berhenti dipercayai.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 21 Jan 2019, 21:00 WIB
Mitos seks yang harus disingkirkan jauh-jauh. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat masih banyak mempercayai berbagai macam mitos seks. Apalagi pasangan muda yang baru saja menikah.

Anda harus memahami mana informasi seks yang tepat dan mana yang hanya mitos. Dilansir dari Cosmopolitan, Selasa, 22 Januari 2019, ada beberapa mitos seks dan penjelasan faktanya.

Mitos #1 Pria punya dorongan seks yang lebih tinggi

“Wanita adalah makhluk seksual,” kata Meika Hollender, penulis Get on Top. Teori-teori ilmiah menunjukkan, dorongan muncul serupa pada kedua jenis kelamin. Wanita lebih cenderung meraih beberapa orgasme dalam satu sesi.

Mitos #2 Pelumas hanya untuk wanita yang lebih tua

Hal tersebut salah. Pelumas berfungsi membuat hubungan seks menjadi luar biasa dengan mengurangi gesekan. Wanita dari segala usia dapat menggunakan pelumas.

Pelumas juga meningkatkan kesenangan saat berhubungan seks. Survei menunjukkan, 80 persen wanita milenial telah mengalami peningkatan menggunakan pelumas, menurut Skyn ​​Condom.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

2 dari 3 halaman

Mitos 3

Tidak ada korelasi antara ukuran sepatu dan penis. (iStockphoto)

Mitos #3 Ukuran sepatu sama dengan ukuran penis

Erika Schwartz, penulis The Intimacy Solution menyatakan, tidak ada korelasi antara ukuran sepatu dengan ukuran penis. Penelitian terhadap 104 pria di Inggris menemukan, hubungan antara ukuran kaki dan panjang penisnya tidak ada sama sekali.

Mitos #4 Kondom ganda agar tetap aman

Jika seorang pria menggunakan dua kondom sekaligus, maka yang terjadi adalah intensitas bergesekan sangat tinggi. Ini tidak produktif dan meningkatkan risiko Anda terkena Iinfeksi Menular Seksual (IMS) atau hamil.

Mitos #5 Wanita tidak bisa ejakulasi

Sebenarnya, 54 persen wanita mengalami ejakulasi. Ini ditandai dengan keluarnya sejumlah kecil cairan putih atau pelepasan sebagian besar urine saat mencapai klimaks, menurut studi tahun 2013.

3 dari 3 halaman

Mitos 6

Seks anal tetap membuat Anda kena IMS. (iStockphoto)

Mitos #6 Seks anal itu bebas risiko penyakit

Seks anal bisa saja tidak akan membuat Anda hamil, tetapi Anda berisiko tinggi kena IMS. Dokter obstetri dan ginekologi Leah Millheiser menjelaskan, ia sering menangani pasien yang kena HPV akibat seks anal.

Anda juga bisa terkena HIV, herpes, dan IMS lainnya.

Mitos #7 Mainan seks untuk pasangan yang kehidupan seksnya sedang terganggu

Dokter obstetri dan ginekologi Sherry Ross menyampaikan, mainan seks adalah cara sempurna mengubah rutinitas seks. Seks menjadi lebih menyenangkan dan bisa membantu untuk meraih klimaks.

Bukan berarti mainan seks hanya untuk pasangan yang kehidupan sedang terganggu. Misal, sedang tak nyaman bercinta atau sulit klimaks meski sudah penetrasi.

Vibrator dapat menghidupkan klitoris dan G-spot memuncak jauh lebih mudah.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya