Timses: Masyarakat Apresiasi Saat Prabowo Joget di Debat Capres

Prabowo-Sandi berhasil membawa warna dalam debat dengan gerakan berjoget dan memijat ketika ingin meminta izin pada moderator debat untuk merespons pertanyaan dari capres petahana Joko Widodo.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jan 2019, 12:43 WIB
Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat Debat Capres Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). Debat perdana ini mengangkat tema hukum, hak asasi manusia, terorisme, dan korupsi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno, Sudirman Said, mengklaim sikap Prabowo-Sandi di debat perdana capres-cawapres 17 Januari 2019 lalu mendapat apresiasi masyarakat.

Sebab, kata dia, Prabowo-Sandi berhasil membawa warna dalam debat dengan gerakan berjoget dan memijat ketika ingin meminta izin pada moderator debat untuk merespons pertanyaan dari capres petahana Joko Widodo.

"Prabowo-Sandi diapresiasi masyarakat karena berhasil memberikan warna," kata Sudirman di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2019).

Menurut Sudirman, pemilu ini adalah ajang adu kebaikan, sehingga tidak perlu telalu tegang dan tetap mengedepankan substansi debat.

"Pemilu ini adu kebaikan, bukan ketegangan bukan permusuhan. Jadi, adegan joget dan pijat itu hal sederhana," ungkapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kritisi KPU

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) era Presiden Joko Widodo ini juga mengkritisi penyelenggaraan debat kemarin. Sudirman menilai sebelum dimulainya debat Komisi Pemilihan Umum (KPU) terlalu overprotektif pada peserta debat.

"Yang menojol sejak awal memproteksi yang berlebihan. Semangat memproteksi itu berlebih," ungkapnya.

Dia melanjutkan, seharusnya ajang debat kemarin bisa menjadi alat untuk membuat masyarakat mengerti kualitas dari pasangan calon. Keberadaan kisi-kisi dan keterbatasan waktu, tambah Sudirman justru sangat membatasi pasangan calon untuk memberikan gagasan tentang masalah bangsa dengan lebih lugas.

"Respon spontan yang ditunggu publik masyarakat ingin melihat seberapa bagus," ucapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya