Belasan Pegawai RSUD Ciawi Jadi Korban Tsunami Selat Sunda, 2 Tewas

Hesti mengatakan, acara liburan itu tidak hanya diikuti pegawai RSUD Ciawi, tapi keluarga dan anak mereka.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 23 Des 2018, 18:06 WIB
Dua unit mobil tertimbun reruntuhan rumah yang rusak setelah tsunami menerjang kawasan Anyer, Banten, Minggu (23/12). Tsunami menerjang pantai di Selat Sunda, khususnya di daerah Pandenglang, Lampung Selatan, dan Serang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Bogor - Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat turut menjadi korban gelombang tsunami yang menerjang Selat Sunda di Banten dan Lampung.

Direktur Utama RSUD Ciawi Hesti Wulandari membenarkan, tsunami yang menerjang kawasan Anyer, Banten juga menimbulkan korban dari pegawai RSUD Ciawi.

"2 Orang meninggal, 2 orang belum ada kabar, dan 12 orang lainnya luka-luka," kata Hesti, Minggu (23/12/2018).

Adapun korban meninggal adalah Retno (46) dan Grace (60), warga Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Bogor.

Hesti mengatakan, acara liburan itu tidak hanya diikuti pegawai RSUD Ciawi, tapi keluarga dan anak mereka.

Korban meninggal merupakan kerabat staf RSUD Ciawi Trie Hendra yang bertugas di poliklinik bedah umum dan Dita Renjani selaku perawat IGD.

Setelah mendapat laporan tersebut, pihak RSUD Ciawi mengirimkan dua tim ke lokasi bencana tsunami.

"Kami mengirim tim evakuasi dan tim ambulans berikut dokter dan perawat," jelas Hesti.

Sementara itu, korban luka-luka pegawai RSUD Ciawi adalah Trie hendra (52), Lim Rima Sugiarti (50), Dita Renjani (23), Tri Cinta Lestari (14), Feri (55), Alfi (33), Fajar (36), Yoda (14), Robi (11), Kherli Nurfalah (27), Herdiansyah (27), dan Nuraita Gava Putri (2).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Korban Meninggal Bertambah

Jumlah korban dan kerusakan akibat tsunami yang menerjang wilayah pantai di Selat Sunda terus bertambah. Data sementara yang dihimpun posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Minggu (23/12/2018) pukul 16.00 WIB, tercatat 222 orang meninggal dunia.

"222 Orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Sutopo menyampaikan, kerusakan material akibat tsunami meliputi 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak.

Dia menjelaskan, tidak ada korban tsunami yang merupakan warga negara asing. Semua warga Indonesia. Korban dan kerusakan ini meliputi di 4 kabupaten terdampak yaitu di Kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan dan Tanggamus.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya