Toyota Fortuner Diisi Premium!

Masih banyak mobil mewah yang tetap mengisi premium. Kondisi ini tentu merugikan rakyat di level ekonomi lainnya.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Apr 2012, 17:26 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Masih banyak pengendara mobil mewah yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. Padahal, sejatinya bahan bakar minyak bersubsidi itu untuk warga yang berpenghasilan rendah.

Memang tidak ada regulasi yang melarang siapa pun membeli premium. Namun, kondisi ini merugikan rakyat di level ekonomi lainnya. Saat tim Liputan 6 SCTV menunggui SPBU di Jalan Gatot Subroto, bukan cuma satu mobil mewah saja yang diisi premium, Senin (2/4).

Saat ditanya alasan mengisi premium, pengendara kerap berkelit. "Lho, emangnya Toyota Fortuner termasuk mobil mewah, ya?" ujar seorang pengemudi yang enggan menyebut namanya.

Selain Fortuner, ada pula pengendara yang kedapatan mengisi Camry-nya dengan premium. Dua merk kendaraan di atas terbilang mewah jika melirik harganya yang dijual di atas Rp 200 juta. Mesinnya pun canggih.

Efeknya? Hati-hati, fuel pump bisa rusak. Jika sudah begini, alat yang mendorong bensin masuk ke ruang pembakaran itu pun tak bekerja maksimal. Alhasil, pembakaran tidak sempurna (ngelitik).

Apabila sudah ngelitik, banyak tenaga yang terbuang. Konsumsi bahan bakar pun jadi boros. Hal ini dapat memperpendek usia mesin, terutama bagian injector. Apabila injector mobil sudah rusak, butuh dana minimal Rp 5 juta untuk memperbaikinya.

Bukan cuma itu, ruang mesin menjadi penuh dengan kerak. Otomatis, periode tune-up mesin menjadi lebih cepat. Apabila mobil Anda sudah dilengkapi catalytic converter (CC), umur CC Anda menjadi lebih singkat lantaran kadar emisi lebih buruk jika menggunakan oktan 88 dibandingkan menggunakan oktan 92.

Satu hal yang pasti, kenyamanan berkendara menjadi berkurang. Terutama, bila melewati jalan menanjak. Punya mobil mewah? Malu dong masih diisi pemium!(ASW/SHA)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya