Pernyataan Presiden Dinilai Berlebihan

Pernyataan Presiden SBY soal upaya makar menjatuhkan pemerintahannya terkait kenaikan harga BBM ditanggapi partai-partai oposisi sebagai pernyataan berlebihan.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Mar 2012, 12:39 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Maraknya unjuk rasa memprotes kenaikan harga BBM yang ditanggapi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menjurus kearah makar untuk menjatuhkan pemerintahannya dipertanyakan para politisi oposisi. Mereka menganggap ungkapan Presiden adalah pernyataan yang berlebihan karena yang diingini masyarakat saat ini hanya membatalkan kenaikan BBM.

Nuning Kertopati, anggota DPR dari Partai Hanura, Senin (19/3) mengatakan, pernyataan itu berlebihan jika menyebutkan lawan politiknya akan menyudahi pemerintahannya. Lain lagi pendapat Sayed Muhammad, anggota DPR dari PDI-Perjuangan. "Presiden yang sering curhat hanya di Indonesia," katanya.

Tadi malam dalam silaturahmi dengan petinggi dan pengurus Partai Demokrat, Presiden SBY yang juga Ketua Dewan Pembina Demokrat menegaskan adanya agenda politik terselubung untuk menjatuhkannya sebagai Presiden dibalik unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM. "Ada gerakan aneh yang kurang lebih intinya, pokoknya pemerintahan Presiden SBY sebelum 2014 harus jatuh," kata SBY.

Dalam kesempatan itu, SBY juga menegaskan soal alokasi kompensasi kenaikan harga BBM yang secepatnya akan didistribusikan setelah pemerintah dan DPR sepakat soal besaran kenaikan harga.(IAN)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya