Cek, Satu Lagi Bukti Pernikahan Bisa Bikin Bahagia

Seiring bertambahnya usia, hubungan pernikahan biasanya akan menunjukkan perkembangan yang positif.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 05 Des 2018, 21:00 WIB
Studi yang melibatkan sekitar 87 pasangan yang telah menikah selama kurang lebih 15 tahun ini menunjukkan, pernikahan baik bagi kesehatan mental. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sekali lagi para peneliti membuktikan manfaat dari pernikahan. Studi yang melibatkan sekitar 87 pasangan yang telah menikah selama kurang lebih 15 tahun ini menunjukkan, pernikahan itu baik bagi kesehatan mental.

Para peneliti dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat, merekam perbincangan 87 pasangan menikah lalu menganalisisnya selama 13 tahun.

Hasilnya, seiring bertambahnya usia, hubungan antarpasangan menunjukkan perkembangan yang positif. Mereka menjadi lebih sering bergurau dan menunjukkan kasih sayang serta sedikit sekali perilaku negatif seperti kritik dan sikap defensif.

"Temuan kami mengungkap sisi lain paradoks terbesar dari kehidupan pernikahan di usia senja," ujar profesor psikologi dari Berkeley University Robert Levenson yang juga rekan penulis studi.

"Meski mengalami kehilangan teman dan anggota keluarga, lansia dalam hubungan pernikahan stabil relatif bahagia dan mengalami tingkat depresi dan kekhawatiran yang rendah. Pernikahan sangat baik untuk kesehatan mental mereka," lanjut Levenson, melansir laman New York Post, Rabu (5/11/2018).

 

 

2 dari 2 halaman

Wanita Lebih Mendominasi

Ilustrasi pasangan tua yang memakai cincin bergaya klasik. (iStockphoto)

Selain mengungkap fakta tersebut, studi ini juga menunjukkan temuan lain yakni perubahan perilaku istri seiring bertambahnya usia dan perkawinan.

Menurut studi, para istri akan menunjukkan perilaku yang lebih mendominasi serta sedikit afeksi. Ini karena semakin tua, kadar estrogen pada wanita ikut berubah.

"Wanita muda dikenal dengan energi mereka yang lebih feminin. Tapi dengan pertambahan usia, wanita menjadi lebih maskulin setelah usia 50 karena kadar estrogen tubuh berubah," jelas Bianca Rodriguez, terapis keluarga yang berbasis di Los Angeles, AS.

Rodriguez juga mengatakan, pasangan yang matang secara emosional dan telah berhasil melalui 10 tahun perkawinan bisa melihat kembali masa-masa sulit mereka dengan lebih jenaka. Bagi pasangan yang sudah mencapai 20 atau 30 tahun perkawinan, akan mampu mengatasi stres serta masalah dalam hubungan mereka.

"Pasangan yang memiliki dasar yang solid, belajar apa yang benar-benar penting dan tidak terlalu mempermasalahkan hal-hal kecil," tutupnya.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya