Prosedur Pemeriksaan Seribu Pasien Vietnam yang Bakal Jalani Terapi Cuci Otak

Tak langsung mendapatkan terapi cuci otak di RSPAD Gatot Soebroto, 1.000 pasien asal Vietnam akan menjalani pemeriksaan terlebih dahulu.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 13 Nov 2018, 13:00 WIB
Kepala RSPAD Gatot Soebroto, dokter Terawan Agus Putranto, Dubes Vietnam untuk Indonesia Pham Vinh Quang dan Licogi 16 Vietnam Hung Bui Duong saat penandatangan MoU kerjasama pengobatan dengan metode DSA di Jakarta, Senin (12/11). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Kedutaan Besar Vietnam untuk Indonesia dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto baru saja menandatangani kerja sama di bidang medis. Ada 1.000 pasien asal Vietnam yang akan menjalani terapi cuci otak (brain washing) atau Digital Substraction Angiography (DSA). 

Kepala RSPAD Gatot Soebroto Terawan Agus Putranto menjelaskan singkat prosedur pemeriksaan DSA yang akan dilakukan. Seluruh pasien Vietnam terlebih dahulu melakukan pemeriksaan otak. Setelah itu, akan dievaluasi Terawan dan tim untuk tindakan selanjutnya, apakah pasien bisa mendapatkan perawatan. 

"Kondisi 1.000 pasien Vietnam macam-macam. Ada yang sekadar check-up (pemeriksan) saja atau memang butuh tindakan. Nanti dari dari check-up akan kelihatan kondisi otak. Belum tentu juga (semua pasien) perlu dilakukan tindakan," papar Terawan saat ditemui di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, ditulis Selasa (13/11/2018).

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pemeriksaan otak termasuk penting

Pemeriksaan otak, menurut Terawan, termasuk penting. (iStockPhoto)

Menurut Terawan, pemeriksaan otak adalah hal penting. Segala perubahan perilaku dan penyakit yang diderita pasien dapat terlihat. Hal ini akan membantu dokter mengambil keputusan dan tindakan yang dilakukan.

"Namanya check up otak. Kita bisa melihat kondisi otak pasien. Perilaku yang berubah saja kita bisa lihat dari otaknya. Dari hasil cek otak, gangguan yang dialami pasien misalnya ternyata bukan dari fisik, tapi perilaku dan mental," ujar Terawan.

Gangguan pasien yang pegal linu pun bisa dilihat dari otak. Ini karena sebagian orang selalu mengira bagian leher ke bawah dinilai lebih penting dibanding otak. "Padahal, otak yang paling penting," kata Terawan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya