Jelang Pagelaran Genta Sriwijaya, Istri Kapolri Apresiasi Kesenian Indonesia

Pagelaran Genta Sriwijaya akan digelar pada 20 November 2018 di Taman Ismail Marzuki jam 19.00 WIB.

oleh Aditia Saputra diperbarui 11 Nov 2018, 06:00 WIB
Genta Sriwijaya yang akan digelar pada 20 November 2018 di Taman Ismail Marzuki jam 19.00 WIB.

Liputan6.com, Jakarta Jelang perhelatan akbar Seni Genta Sriwijaya, Yayasan Dekar Ayu Jiwanta menggelar acara Ragam Sriwijaya di PTIK Jakarta, Rabu (7/11/2018). Acara dibuka langsung oleh istri Kapolri, Tri Tito Karnavian. 

Dalam sambutannya, istri Kapolri menyatakan, Ragam Sriwijaya dibuat sebagai pendahuluan untuk memperkenalkan pagelaran seni modern yang bercerita tentang Kerajaan Sriwijaya yaitu Genta Sriwijaya. Acara ini yang akan digelar pada 20 November 2018 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pukul 19.00 WIB.

"Pagelaran ini digagas oleh Yayasan Dekar Ayu Jiwanta dan Genta Sriwjaya, bertujuan untuk meningkatkan apresiasi seni dan rasa cita pada kesenian Indonesia pada umumnya dan Sumatera Selatan khususnya," kata Tri Tito Karnavian dalam keterangannya, Sabtu (10/11/2018).

2 dari 3 halaman

Wadah

Preskon Pagelaran Genta Sriwijaya (Deki Prayoga/Fimela.com)

Ia juga berharap pergelaran semacam ini bisa menjadi wadah positif bagi keberagaman di Indonesia yang kaya keberagaman. 

"Acara seperti ini sebaiknya juga menjadi wadah yang positif bagi keberagaman," katanya.

Dalam acara ini turut hadir Ny. Febrita Lustia, istri  Gubernur Sumsel, Herman Deru serta tokoh-tokoh perempuan Sumsel.

 

3 dari 3 halaman

Genta Sriwijaya

Preskon Pagelaran Genta Sriwijaya (Deki Prayoga/Fimela.com)

Denny Malik selaku Creative & Show Director pertunjukan pagelaran seni Genta Sriwijaya mengatakan, Genta Sriwijaya akan mengemas budaya Indonesia dengan modern dan kolosal. 

"Jadi ini bisa dibilang sebuah pertunjukan sejarah dari budaya Indonesia. Kita ingin buat suatu yang kolosal, memang sifatnya dilakukan di gedung teater," ujar Denny Malik.

"Buat saya ini original, enggak ikut budaya luar, kita punya budaya kita tapi kita buatnya modern, kekinian dengan era sekarang. Bagaimana tradisi ini supaya tidak ketinggalan zaman," imbuh Denny.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya