Ahli: Pria Lebih Banyak Meninggal Akibat Kanker daripada Wanita

Sebuah penelitian justru mengatakan bahwa laki-laki lebih banyak yang tak selamat bila terserang kanker.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 06 Nov 2018, 14:04 WIB
Perhatikan Makanan Apa Saja yang Boleh Dikonsumsi Oleh Pasien Kanker (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti, kebanyakan penderita kanker adalah perempuan. Menariknya, meski kebanyakan penderita kanker adalah perempuan, namun sebuah penelitian di Australia justru mengatakan bahwa laki-laki lebih banyak yang tak selamat bila terserang kanker.

Melansir dari News.com.au, studi yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Causes & Control menjelaskan bahwa pria punya ketahanan hidup 5 tahun lebih rendah daripada perempuan bila terkena kanker kepala dan leher, kanker kerongkongan, kanker usus besar, kanker pankreas, kanker paru-paru, kanker tulang, kanker melanoma, kanker mesothelioma, kanker ginjal, kanker tiroid, dan kanker limfoma non-Hodgkin. Sementara untuk tingkat kelangsungan hidup pada pasien perempuan lebih rendah daripada laki-laki jika mengidap kanker kandung kemih, kanker ginjal, dan kanker panggul/ureter.

Penelitian ini didapatkan dari data sekitar 240.801 laki-laki dan 173.773 perempuan di pusat kanker Victoria antara tahun 1982 hingga 2015. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa kelangsungan hidup selama 5 tahun untuk 25 jenis kanker akan lebih rendah untuk laki-laki daripada perempuan serta tingkat kematian 13 persen lebih tinggi untuk laki-laki.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Ilustrasi Kanker Paru Paru (iStockphoto)

Nina Afshar yang merupakan peneliti utama mengatakan ada beberapa teori mengapa laki-laki tingkat kelangsungan hidupnya lebih buruk. Misalnya saja gaya hidup laki-laki yang kebanyakan merokok atau tingkat stadium kanker.

"Mengidentifikasi dan memahami mekanisme kompleks di balik perbedaan jenis kelamin dalam kelangsungan hidup pasien kanker akan membantu membentuk intervensi yang efektif untuk mengurangi ketidaksetaraan," kata Afshar.

Reporter: Syifa Fauziah

Sumber: Brilio.net

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya