Identifikasi Jenazah Korban Lion Air JT 610 Paling Mungkin Pakai Metode DNA

Kepala Pudokkes Polri mengharapkan keluarga penumpang Lion Air JT 610 yang datang ke RS Polri harus memiliki hubungan darah.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 30 Okt 2018, 15:13 WIB
Keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 menyerahkan dokumen di Posko Antemortem RS Polri Kramat Jati, Selasa (30/10). Para anggota keluarga itu diperiksa untuk mendukung pemeriksaan antemortem korban insiden pesawat itu. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Polri mengidentifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT 610. Terdapat 24 kantong jenazah yang diserahkan ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Pol Arthur Tampi menjelaskan, identifikasi yang dilakukan dengan mencocokkan Deoxyribonucleic Acid (DNA) korban dan keluarganya. Dia menilai, cara itulah paling tepat. Mengingat, beberapa jenazah yang ditemukan kondisinya sudah tidak utuh.

"Kita paham bahwa proses identifikasi primer itu ada tiga yakni sidik jadi, rekam gigi dan DNA. Gigi tidak kita temukan, sidik jari belum kita temukan. Jadi yang paling mungkin melalui metode DNA," ucap Arthur dalam keterangan pers, Selasa (30/10/2018).

Oleh karena itu, Arthur mengharapkan keluarga penumpang Lion Air JT 610 yang datang ke RS Polri harus yang memiliki hubungan darah. Baik itu, ibu, bapak, kakak, adik, atau anak. Hal itu untuk mempermudah proses identifikasi.

"Yang datang memang kadang-kadang bukan dari garis keturunannya, makanya kita minta yang datang dari garis keturunannya," ujar dia.

Sejauh ini, pihaknya telah menerima sekitar 70-an data DNA keluarga korban penumpang Lion Air JT 610. Disebutkanya, satu profil DNA memerlukan waktu 4 hari 24 jam untuk dapat menemukan identitasnya.

"Datanya kita dapatkan dari profil DAN keluarga yang datang. Kita temukan kita paling cepat untuk mengidentifkasi yang sudah ada itu paling sekitar 4-8 hari ke depan," tandas Arthur.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

3 Crisis Center

Keluarga korban musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 diarahkan ke tiga pusat krisis. Tempat itu adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Rumah Sakit Polri Kramatjati, dan Hotel Ibis di kawasan Cawang, Jakarta Timur.

"Halim, RS Polri Kramat Jati, Hotel di Cawang, semua keluarga korban dari Bandara Soekarno-Hatta digeser ke sana," ujar Kapolresta Bandara Soekarno Hatta, Kombes Victor Togi Tambunan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (30/10/2018).

Semua keluarga korban yang mengunjungi Bandara Soekarno-Hatta diarahkan ke tiga tempat tersebut dikarenakan lebih dekat dengan RS Polri. Hal ini untuk mempermudah proses penyerahan data.

Hingga saat ini, proses identifikasi korban Lion Air JT 610 masih berlangsung.

Sementara itu, Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan pihaknya belum bisa mengungkapkan identitas korban yang telah ditemukan.

"Belum, belum. Kami akan bekerja dan berkoordinasi dengan Tim DVI (Disaster Victim Identification)," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya