Sandiaga Sepakat 3 Oktober Jadi Hari Antihoaks Nasional

Sandiaga sepakat lantaran tidak menyebar berita bohong adalah komitmen bersama.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2018, 06:04 WIB
Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno. (Liputan6.com/Muhammad Genantan Saputra)

Liputan6.com, Jakarta - Pengakuan kebohongan aktivis Ratna Sarumpaet pada 3 Oktober 2018 kemarin diusulkan menjadi hari antihoaks nasional. Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno sepakat usulan tersebut.

"Belum ada ya hari antihoaks nasional? Saya sepakat aja. Tanggal 3 Oktober ya," kata Sandiaga di Restoran Al-Jazeera, Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2018).

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu sepakat lantaran tidak menyebar berita bohong adalah komitmen bersama. Dia menyerahkan usulan hari antihoaks itu kepada pemerintah.

"Kita komit terhadap antihoaks. Kita komit. Kalau hari kan pemerintah yang menentukan. Silakan saja," ucap Sandiaga.

Kubu Jokowi pun juga menyetujui usulan tersebut. Salah satunya Direktur Penggalangan Pemilih Perempuan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Ida Fauziah.

"Ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat dan ingin menjadikan tanggal 3 sebagai hari antihoaks, karena dampaknya yang luar biasa," ucap Ida di Posko Cemara, Jakarta, Kamis (4/10).

 

2 dari 2 halaman

Kemarahan Masyarakat

Kubu Jokowi setuju 3 Oktober jadi hari antihoaks nasional. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Sementara itu, Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto memandang, keinginan adanya hari antihoaks menunjukkan kemarahan masyarakat akan ulah Ratna Sarumpaet.

"Hal-hal itu menunjukkan ekspresi kemuakan, kemarahan dari publik, termasuk dari masyarakat juga. Mereka bereaksi keras. Di tengah bencana muncul manipulasi kebohongan itu merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan dalam cara apapun," jelas Hasto.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya