LIPI: Belum Ada Teknologi Memprediksi Gempa Bumi

Jika ada yang menyebar informasi akan terjadi gempa, dipastikan hoaks.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 02 Okt 2018, 14:13 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebutkan sampai saat ini belum ada satu pun teknologi di dunia yang mampu secara akurat dan presisi memprediksi kapan datangnya bencana, terutama gempa bumi. Jika ada yang menyebar informasi akan terjadi gempa, itu dipastikan hoaks.

"Jika ada pendapat yang menyatakan mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi beserta kekuatan magnitudonya, bisa dipastikan itu adalah hoaks," ujar Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Eko Yulianto, di gedung LIPI Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018).

Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko Handoko, menjelaskan bahwa Indonesia menjadi pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudra Hindia dan Samudera Pasifik. Untuk itu, masyarakat perlu disadarkan lagi soal mitigasi bencana mengingat Indonesia sangat rawan terkena bencana.

Tak hanya itu, Indonesia juga terletak di kawasan sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi. Wilayah tersebut memiliki sisi berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa.

"Fakta ini harus diyakini agar masyarakat Indonesia harus siap menghadapi segala kemungkinan bencana," ucap Handoko di lokasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Gempa Palu

Sebelumnya, Gempa Magnitudo 7,4 dan tsunami melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Jumat 28 September 2018. Hingga Selasa (2/10/2018), tercatat 925 orang meninggal dunia, 99 orang hilang, serta 799 terluka akibat bencana tersebut.

Selain itu, ada 59.450 jiwa pengungsi yang tersebar di 109 titik di kota Palu. Sementara jumlah pengungsi di Kabupaten Donggala datanya belum dapat disampaikan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya