Rhenald Kasali Ingatkan Bank Konvensional Ubah Kultur Kerja

Bank konvensional harus segera mengubah kultur kerjanya agar mampu bertahan di tengah era disrupsi digital.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Sep 2018, 18:48 WIB
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali menyarankan, bank konvensional harus segera mengubah kultur kerjanya agar mampu bertahan di tengah era disrupsi digital.

0 Menurutnya, bank konvensional masih belum terlalu menjangkau generasi milenial sebagai customer. Meski secara jumlah nasabah meningkat, ia menyebutkan, rata-ratanya berada pada rentang usia 40-50 tahun.

"Survei menemukan, 2 tahun terakhir ini jumlah priority customer bank-bank konvensional meningkat pesat menjadi sekitar 40 persen dari total customer-nya," jelasnya kepada Liputan6.com, Selasa (18/9/2018).

"Artinya, semakin banyak kelas menengah baru. Namun sayangnya, mereka sudah berusia 40-50an dan lama-lama makin tua," ungkapnya.

Dia mengungkapkan, perbankan seakan mengabaikan segmen nasabah berusia muda yang kini menjadi sasaran dari perusahaan yang mengandalkan kemajuan teknologi seperti e-commerce dan platform-platform baru semisal GoJek dan Grab.

"Di sanalah kaum muda mulai share wallet-nya, dan company itu mendapatkan limpahan dana murah," ia menambahkan.

Rhenald Kasali melanjutkan, bank-bank konvensional Indonesia saat ini seolah terperangkap dalam sunkcost Trapp yang menyulitkan dirinya untuk melakukan self-disruption.

"Bank-bank konvensional akhirnya hanya melakukan improving yang mereka kira sudah disruption. Kulturnya juga belum diubah," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya