Menkes Nila Moeloek: Indonesia Harus Bebas dari Generasi Stunting

Menkes menegaskan bahwa Indonesia harus bebas dari generasi stunting. Itu sebabnya pencegahan stunting menjadi upaya yang sangat penting.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2018, 18:00 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek saat meresmikan Kampanye Nasional Pencegahan Stunting di area Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu (16/9). (Liputan6.com/Pool/Kepala Staf Kepresdinan)

Liputan6.com, Jakarta Kata "stunting" rupanya sudah mulai familiar di masyarakat. Mereka memahaminya sebagai kerdil. Hal itu tampak ketika Menteri Kesehatan RI, Prof Dr dr Nila F Moeloek, M.Kes menghadiri long march Kampanye Pencegahan Stunting Itu Penting di Bunderan Hotel Indonesia, Minggu (16/9/2018). Sebelum melepas para peserta, Menkes Nila lebih dulu menanyakan arti stunting pada mereka.

Menkes Nila Moeloek mengatakan bahwa stunting adalah gagalnya pertumbuhan. “Kerdil badan karena kekurangan gizi kronis, ini mengakibatkan otaknya juga kerdil. Artinya anak-anak itu jadi kurang pandai,” ujar Menkes Nila Moeloek, sesaat sebelum memberangkatkan ribuan peserta long march bersama Kepala Staf Presiden, Jend. TNI (Purn) Moeldoko, dan Deputi Bidang Kordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK, dr. Sigit Priohutomo, MPH.

Dalam kesempatan itu, Menkes menegaskan bahwa Indonesia harus bebas dari generasi stunting. Itu sebabnya pencegahan stunting menjadi upaya yang sangat penting.

“Indonesia itu tanahnya subur, maka generasinya harus sehat, jangan stunting,” imbuhnya, mengutip laman Sehatnegeriku, Minggu (16/9/2018).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), diketahui bahwa 4 dari 10 anak (37,2%) mengalami stunting.

Menkes Nila Moeloek juga berpesan kepada para orangtua, serta remaja selaku calon orangtua agar memahami bagaimana cara mencegah stunting, utamanya melalui perbaikan pola makan, pola pengasuhan, juga dengan memerhatikan kebersihan.

“Kalau tidak mau anak-anak kita stunting, kalau kasih makan anak-anak utamakan (sumber protein) untuk anak-anak dan ibu hamil dulu ya,” kata Menkes.

Selain itu, Menkes mengingatkan secara khusus bagi para ibu hamil, agar senantiasa menjaga kehamilannya. Salah satu caranya dengan mencukupi kebutuhan gizi anak sejak 1000 hari pertama kehidupan.

“Sejak janin tumbuh dalam kandungan (270 hari) selama hingga usia 2 tahun kehidupan (730 hari), dengan ASI Eksklusif, makanan pendamping ASI,” jelasnya.

Masyarakat juga diharapkan untuk senantiasa menerapkan pola hidup sehat dengan rajin berolahraga, perbanyak makan sayur dan buah, dan cek kesehatan secara berkala.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya