Pesan Terakhir Korban Kecelakaan Bus Sukabumi ke Suami

Tomi menangis sambil memeluk anaknya ketika mendengar sang istri meninggal karena menjadi korban kecelakaan bus di Cikidang, Sukabumi.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 09 Sep 2018, 16:37 WIB
Keluarga sedang menunggu jenazah korban tewas kecelakaan bus di Cikidang, Sukabumi. Mereka menunggu di rumah duka Sinar Kasih, Bondongan, Kota Bogor (Liputan6.com/ Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Mata Tomi Nugroho (36) berkaca-kaca, saat tiba di rumah duka Sinar Kasih, Kelurahan Bondongan, Bogor Selatan, Kota Bogor, Sabtu malam 8 September 2018. Dia menanti kedatangan jenazah istrinya Hajah Nurul Sobiah (34), korban kecelakaan bus pariwisata di tanjakan Ciareuy, Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu siang.

"Istri saya ikut gathering selama dua hari di Citarik, Sukabumi," kata Tomi.

Karyawan yang ikut acara tersebut mereka yang mendapat bonus dari perusahaan karena mampu mencapai target penjualan sepeda motor. "Yang ikut yang dapet bonus. Tiap tahun selalu begitu, tapi acaranya beda-beda," kata dia.

Dalam acara tersebut, Nurul bersama ratusan karyawan PT Putra Catur Jaya dari cabang Bekasi dan Bogor berangkat menggunakan empat unit bus. Rencananya, puncak kegiatan diisi dengan berolahraga rafting di Citarik hari Minggu ini.

"Saya sempat nganter dia ke kantor dealer cabang Kemang Bogor Sabtu jam 5 pagi," kata Tomi.

Setelah mengantarkan istrinya, ia kembali pulang ke rumah di Perumahan Villa Ciomas, Desa Ciomas, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. "Waktu bus mau berangkat sempat WA (WhatsApp), mama mau berangkat. Itu jam 6 pagi," tutur Tomi.

Nurul kembali memberitahu pada sekitar pukul 08.00 WIB sudah sampai di depan Lido dan sedang menunggu satu rombongan bus dari Bekasi. "Terakhir sekitar jam 8, dia WA lagi minta tolong bayarin angsuran motor. Katanya dia lupa belum bayar," kata Tomi.

Ia pun bergegas membayar angsuran motor dan mengirim bukti pembayaran kepada istrinya melalui whatsapp. "Saya kirim foto struk jam 12 kurang, dia cuma jawab, ya," ujar Tomi.

Semenjak itu, Tomi kehilangan kontak. Saat dihubungi, telepon genggam istrinya tak lagi aktif. Meski sudah beberapa kali dicoba.

"Waktu itu saya pikir hpnya dimatiin dulu. karena waktu saya WA ceklis satu," kata dia.

Sekitar dua jam kemudian, bapak anak satu ini kaget setelah mendapat informasi berikut foto yang diupload di media sosial Facebook, terjadi kecelakaan bus pariwisata di Cikidang Sukabumi.

"Saya dapet info ini dari temen. Suruh buka FB, katanya di situ ada bus rombongan karyawan Honda kecelakaan," kata dia.

2 dari 2 halaman

Menangis Memeluk Anak

Warga melihat sebuah bus berpenumpang wisatawan yang masuk jurang di jalur alternatif Cikidang, Sukabumi, Minggu (9/9). Selain menimbulkan korban jiwa, kecelakaan bus masuk jurang itu juga menyebabkan 17 orang luka-luka. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Untuk memastikan kebenaran tersebut, dia menghubungi kantor cabang tempat istrinya bekerja. Sang istri pun berada di dalam bus yang mengalami kecelakaan tersebut.

Tubuhnya lemas ketika pihak perusahaan mengabarkan bahwa istrinya menjadi salah satu korban tewas.

"Saya cuma bisa menangis sambil memeluk anak saya," ucap Tomi sedih.

Selama ini, ia tidak mengalami firasat buruk. Jumat malam sebelum pergi, istrinya, Nurul sempat berkata kepadanya.

"Ayah, nanti ayah tidur sendirian loh. Aku kan nginep," kata Tomi meniru ucapan almarhum istrinya. Nurul pun sudah dimakamkan tak jauh dari tempat tinggalnya.

Tomi dan keluarga lainnya sempat tidak sabar menunggu kedatangan jenazah korban kecelakaan bus. 18 jenazah baru tiba di Rumah Duka Sinar Kasih, Bondongan, Kota Bogor sekitar pukul 03.00 WIB.

Jenazah korban kemudian dibawa oleh pihak keluarga masing-masing yang sudah menunggu sejak Sabtu petang, untuk dimakamkan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya