Partai Berkarya, Parpol Baru Rasa Era Soeharto

Berawal dari fusi antara Partai Beringin Karya (BK) dan Partai Nasional Republik (NASREP), Partai Berkarya didirikan pada 15 Juli 2016.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Agu 2018, 01:34 WIB
Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Tommy Soeharto (tengah) mendapatkan nomor 7 sebagai peserta pemilu 2019 saat pengundian nomor urut parpol di kantor KPU, Jakarta, Minggu (19/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari fusi antara Partai Beringin Karya (BK) dan Partai Nasional Republik (Nasrep), Partai Berkarya didirikan pada 15 Juli 2016. Partai politik (parpol) yang didirikan Hutomo Mandala Putra atau yang lebih dikenal dengan nama Tommy Soeharto ini memiliki fokus kegiatan pengabdian dan perjuangan politik dalam beberapa topik yang menjadi isu nasional saat ini.

Partai yang lahir di hari yang sama dengan hari ulang tahun pendirinya ini juga menggunakan logo pohon beringin dan warna kuning yang menjadi ciri khas Partai Golongan Karya (Golkar). Tetapi Tommy menyatakan, Golkar yang asli seperti era Soeharto telah terlahir kembali di Partai Berkarya.

Ia menyebut Partai Golkar telah menyimpang dari semangat Golkar yang asli yakni keberpihakan kepada rakyat.

Meski sempat terhambat karena dinyatakan tidak lolos oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Partai Berkarya mengajukan gugatan melalui Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dan berhasil menjadi salah satu dari empat partai baru dalam pesta demokrasi lima tahunan ini. Partai yang baru berusia kurang lebih dua tahun ini mendapatkan nomor urut 7 dalam Pemilihan Umum (pemilu) 2019.

Partai yang digagas putra mantan Presiden Soeharto ini berharap dapat menjadi tiga partai teratas pada pemilu 2019. Hal ini didasarkan pada harapan akan adanya rasa nostalgia masyarakat terhadap kemakmuran di era Orde Baru.

Di tambah lagi, seluruh anggota keluarga Cendana juga turut bergabung dengan Partai Berkarya, di antaranya Sigit Harjojudanto, Siti Hardiyanti Indra Rukmana (Tutut), Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Harijadi (Titiek), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Dukung Prabowo

Senada dengan dasar tersebut, dukungan Partai Berkarya pada Pilpres 2019 jatuh kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Titiek Soeharto mengakronimkan pasangan ini 'Padi'.

Mantan istri Prabowo ini mengibaratkan pasangan tersebut bagai sebuah padi, lambang kesejahteraan yang diharapkan rakyat Indonesia.

 

Reporter: Melissa Octavianti 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya