Kata Ahli Tentang Kebiasaan Salah Kaprah Masyarakat Terhadap Kesehatan Kulit Anak

Berikut ini adalah beberapa kebiasaan seputar kesehatan kulit anak yang acapkali salah dilakukan oleh masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Agu 2018, 19:30 WIB
Ilustrasi vernix pada kulit bayi. (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kondisi anak yang lebih rentan dibandingkan orang dewasa, membuatnya membutuhkan perawatan yang berbeda. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang masih belum mengetahui bagaimana merawat kulit anak yang benar.

Keterbatasan informasi dan pengalaman yang dimiliki akhirnya membuat mereka terus melakukan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun tanpa tahu kesahihannya. Berikut ini adalah kebiasaan salah kaprah tentang kesehatan kulit anak yang sering dilakukan oleh masyarakat.

1. Banyak mencuci tangan membuat anak sehat

Mitos yang beredar menyebutkan bahwa banyak mencuci tangan dapat menghindarkan anak dari bakteri dan kuman penyakit. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut dr. Matahari Arsy H.P, SpKK, menncuci tangan dapat dilakukan seperlunya saja seperti ketika hendak makan, setelah beraktivitas di luar dan buang air. Sebab, mencuci tangan terlalu sering dapat merusak barier kulit.

2. Rutinitas menggunakan bedak tabur

Banyak masyarakat Indonesia yang sering mengaplikasikan bedak tabur di wajah anak setelah mandi atau pun berkeringat. Tetapi ternyata, rutinitas yang sudah dilakukan sejak zaman dahulu tersebut memberikan efek samping yang buruk pada anak seperti terhirupnya bedak ke dalam rongga pernapasan.

2 dari 3 halaman

Sunscreen pada anak juga harus diperhatikan

Ilustrasi anak bermain (iStockphoto)

3. Sunscreen dapat digunakan untuk anak dengan segala usia

Sunscreen atau tabir surya merupakan produk yang biasa digunakan pada orang dewasa untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Meski sering digunakan untuk orang dewasa, saat ini juga banyak digunakan oleh para orangtua kepada anak-anak. Menanggapi hal tersebut, dr. Matahari menjelaskan bahwa belum ada penelitian yang fokus pada masalah ini. Ia mengatakan bahwa para orangtua sebaiknya menunggu anak hingga berusia enam bulan ke atas agar lebih aman dalam menggunakan sunscreen. Adapun sunscreen yang digunakan untuk anak usahakan mengandung zinc oxide. Selain itu, mereka juga dapat menggunakan baju panjang untuk menghindari paparan sinar matahari.

 

3 dari 3 halaman

Sabun antiseptik

Ilustrasi anak bermain di lantai (iStockphoto)

4. Sabun antiseptik dapat digunakan rutin pada anak

Sabun antiseptik yang saat ini sangat booming di pasaran memang fokus pada target anak-anak. Anak-anak digambarkan sebagai individu yang selalu bermain dengan media apa pun sehingga membutuhkan penggunaan sabun antiseptik lebih sering. Padahal, pada faktanya tidak selalu demikian. Kulit anak yang rentan terhadap iritasi menyebabkan penggunaan sabun jenis ini tidak boleh terlalu sering dan hanya pada saat dibutuhkan saja.

5. Penggunaan tisu basah

Tisu basah memiliki tekstur yang lebih baik dan lembut dibandingkan handuk bayi. Tisu jenis ini menjadi salah satu solusi terbaik untuk digunakan pada saat-saat tertentu seperti pada saat bepergian, dengan catatan tidak mengandung fragrance atau parfum dan alkohol.

(Kiki Novilia)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya