Jokowi-Ma'ruf Amin Vs Prabowo-Sandi, Mana yang Paling Punya Kekuatan Ekonomi?

Ekonom menilai, dua kandidat calon presiden dan wakil presiden memiliki kekuatan masing-masing.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Agu 2018, 14:01 WIB
Kunjungan balasan Prabowo ke Istana Merdeka, Kamis (17/11/2016)

Liputan6.com, Jakarta - Joko Widodo (Jokowi) telah resmi berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto berpasangan dengan Sandiaga Uno dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Dari dua pasangan ini, mana yang paling memiliki pengaruh kuat terhadap ekonomi RI? Direktur Eksekutif Economic Action Indonesia (EconAct Indonesia), Ronny P Sasmita, mengaku kedua pasangan tentu memiliki kekuatan masing-masing yang bisa dijadikan senjata dalam kampanye nantinya.

Untuk pasangan Jokowi-KH Maaruf Amin, menurut Ronny, lebih mengindikasikan dalam masa pemerintahannya jika terpilih nanti ingin menciptakan kestabilan politik.

"Bagi Jokowi, perekonomian hari ini sudah on the track dan memerlukan kedamaian politik untuk menjaganya, sehingga kehadiran Ma'ruf dianggap sebagai jawaban itu," kata Ronny kepada Liputan6.com, Jumat (10/8/2018).

Sementara dari pasangan Prabowo-Sandiaga, mengindikasikan akan melakukan reformasi kebijakan ekonomi. Itu karena, mereka menganggap, selama ini ekonomi Indonesia berada di jalan yang salah.

"Sehingga memilih wakil yang paham tentang ekonomi adalah pilihan yang sesuai dengan platform politik Prabowo," kata Ronny.

Dari sisi daya gedor ekonomi, menurut Ronny, kubu Jokowi mungkin akan berkurang. Yang ada hanya kelegaan atas prospek stabilitas politik bisa menenangkan pasar.

Masalahnya, sampai saat ini pasar belum bisa diprediksi apakah puas dengan kestabilan politik cukup untuk menjaga investasi atau butuh terobosan baru.

Sementara itu, prospek ekonomi dari kubu Prabowo-Sandi, menurut Ronny, bisa jadi lebih kuat. Ini lebih karena kehadiran Sandiaga memiliki element of suprise dari Prabowo.

"Karena ada Sandi yang punya sejarah di pasar modal, punya nama di lingkungan dunia usaha, dan sudah mulai membuktikan sepak terjang politiknya di Pilkada Jakarta tempo hari. Sehingga secara ekonomi, Sandi tampaknya membawa aura baru bagi Prabowo, terutama soal prospek ekonomi Indonesia jika mereka menang," kata Ronny.

Kesimpulannya, menurut Ronny, kedua pasangan memiliki kekuatan tersendiri, tinggal bagaimana kedua pasangan itu menawarkan kepada rakyat Indonesia. "Secara isu ekonomi saya pikir bisa imbang," ujar dia. (Yas)

2 dari 2 halaman

Daftar Capres, Jokowi Pamer Sukses Ambil Alih Blok Rokan hingga Freeport

Presiden Joko Widodo usai mendaftarkan Capres-Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Jumat (10/8). Jokowi dan Ma'ruf Amin resmi sebagai capres-cawapres untuk Pilpres 2019. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah resmi menggandeng Rais Aam PBNU Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden. Bersama Ma'ruf, Jokowi akan memperkuat ekonomi umat apabila terpilih nanti di periode kedua pemerintahannya.

"Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, kita harus mengatasi masalah kemiskinan kesenjangan dengan memperkuat ekonomi umat," kata Jokowi dalam pidatonya di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Jumat, 10 Agustus 3018.

Menurut Jokowi, Ma'ruf memiliki rekam jejak dan pengalaman yang lengkap. Tak hanya di pemerintahan saja, kata Jokowi, Ma'ruf juga mengetahui tentang permasalahan ekonomi.

"Pada saat Beliau dikukuhkan sebagai profesor, pidato pengukuhannya adalah berkaitan dengan arus ekonomi baru Indonesia. Artinya, Beliau sangat mengetahui ekonomi," ucap Jokowi.

Bersama Ma'ruf Amin, Jokowi ingin membawa Indonesia maju berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Agar warga di perbatasan bisa merasakan buah dari kemerdekaan. "Warga Sabang-Merauke merasa bangga jadi bangsa Indonesia," tuturnya. 

Dia juga ingin mewujudkan keadilan sosial di seluruh Indonesia, meratakan pembangunan yang berkeadilan.

"Kita jaga kedaulatan kita kekayaan SDA seperti di Blok Rokan, Mahakam, dan mayoritas saham Freeport bukti kita berdaulat dan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Apa yang kita kerjakan adalah bukti bukan fiksi. Inilah fondasi yang dibangun, perlu diteruskan dilanjutkan," papar Jokowi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya