Pemerintah Bakal Kumpulkan Pengusaha buat Bahas Devisa Ekspor

Pemerintah akan berdiskusi mengenai kesulitan pengusaha membawa devisanya ke dalam negeri.

oleh Merdeka.com diperbarui 27 Jul 2018, 21:35 WIB
Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (Dok Foto: Kemenko Bidang Perekonomian)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) berencana mengumpulkan seluruh pengusaha batu bara dan kelapa sawit untuk membahas mengenai ajakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membawa hasil devisa ekspor ke dalam negeri.

"Hal lain yang dibicarakan adalah ada usulan supaya kami dengan BI itu akan bicara dengan pengusaha batu bara, kelapa sawit lanjutan dari yang dibicarakan di Bogor kemarin," ujar Menko Darmin saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Jumat (27/7/2018).

Adapun tujuan menarik devisa ekspor ke dalam negeri untuk mengefektifkan pemasukan devisa ekspor ke kas negara. Mengingat saat ini, kondisi nilai tukar masih belum stabil sehingga dibutuhkan penguatan terhadap cadangan devisa dalam negeri.

Dalam pertemuan nanti, pemerintah akan berdiskusi mengenai kesulitan pengusaha membawa devisanya ke dalam negeri. Termasuk soal isu kewajiban menaruh dana di perbankan luar negeri ketika melakukan peminjaman.

"Bisa jadi alasannya mereka itu kewajiban dari bank tempat mereka meminjam. Ya kan. Sehingga harus buka rekening di sana tapi kan bisa dipasangkan oleh cabang cabang itu di sini seperti itu," ujar Darmin.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

 

 

2 dari 2 halaman

Sekitar 15 Persen Devisa Belum Masuk ke Indonesia

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Kenaikan impor dari 14,46 miliar dolar AS pada Maret 2018 menjadi 16,09 miliar dolar AS (month-to-month). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution memprediksi masih ada sekitar 15 persen devisa ekspor yang belum kembali ke Indonesia. Alasan dana tersebut belum kembali salah satunya karena adanya peminjaman dana yang dilakukan pengusaha di luar negeri.

"Dari 100 persen ekspor hanya 85 persen yang masuk kembali, tapi belum semua juga mengkonversi jadi Rupiah. Macam-macam penyebabnya, ada yang minjem ke bank di luar lalu disyaratkan dananya ditaruh di sana," ujar Menko Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

Selain untuk peminjaman dana, devisa ekspor belum kembali seluruhnya karena adanya peraturan pembukaan rekening dari negara tujuan. Namun, para eksportir umumnya mengakali dengan mencari perbankan dalam negeri yang membuka cabang diluar agar dana tetap bisa terhitung di Indonesia.

"Ada juga yang minjem ke bank di luar wajib buka rekening di sana. Tapi ada juga yang mereka mencari bank diluar yang punya cabang di Indonesia. Sehingga kalau begitu dua-duanya syarat bisa terpenuhi," ujar dia. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya