KEIN Beri Rekomendasi soal BUMN ke Presiden

Hingga 2017, jumlah koorporasi BUMN yang masih tercatat rugi jumlahnya turun dari 24 menjadi 12 perusahaan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Jul 2018, 12:37 WIB
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Soetrisno Bachir (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu bagian bahasan kajian dalam rekomendasi peta arah perekonomian nasional yang disampaikan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) ke Presiden Joko Widodo.

Meskipun tidak secara khusus membahas BUMN, menurut Ketua KEIN, Soetrisno Bachir, ini tetap jadi bagian tak terpisahkan guna rekomendasi arah ekonomi nasional masa depan.

Soetrisno Bachir mengungkapkan, banyak aspek yang dinilai untuk BUMN. Namun begitu, dia mengakui, BUMN memiliki kelebihan dan kekurangan yang dirasakan sampai kini, meski sudah mulai menunjukkan adanya perbaikan.

"Nah apa plus dan minusnya BUMN itu hanya Presiden yang tahu. Kami sudah berikan hasil kajian dan rekomendasinya ke Presiden dalam satu bagian isi peta arah rekomendasi perekonomian Indonesia. Bukan untuk publikasi luas hasilnya," ucap Soetrisno Bachir kepada media, Rabu (25/7/2018).

Soetrisno Bachir beranggapan, BUMN menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia masa depan.

"Pokoknya sudah ada rekomendasinya ke Presiden yang masuk dalam peta arah pembangunan ekonomi bangsa. Itu juga (BUMN) kami bahas salah satunya di dalam," kata Soetrisno Bachir.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

BUMN Merugi

Ketua Dewan Pertimbangan Pengurus Besar KB PII, Soetrisno Bachir.

Mengenai masih adanya BUMN yang rugi kendati jumlahnya semakin menyusut, Soetrisno Bachir menyampaikan bahwa itu fakta yang baik untuk kemajuan bangsa. Tinggal terus meningkatkan serta menata agar semakin baik lagi.

"Kalau yang rugi jumlahnya berkurang, ya artinya bagus. Tapi kami kan juga punya rekomendasi peta arah ekonomi nasional ke Presiden. Ada plus minus dalam rekomendasi yang diserahkan," ungkap Soetrisno Bachir.

Sebagai informasi, hingga 2017, jumlah koorporasi BUMN yang masih tercatat rugi jumlahnya menurun, dari 24 menjadi 12 perusahaan. Penurunan jumlah tersebut juga berdampak pada nilai kerugian keuangan BUMN yang merosot, yakni tahun 2013 berjumlah Rp 13 triliun menjadi Rp 4 triliun pada akhir 2017.

Selain itu, laba keseluruhan yang diperoleh BUMN tahun 2017 juga meningkat dibandingkan 2016. Tahun 2017, laba BUMN mencapai Rp 183 triliun atau naik 10 persen dari tahun 2016.

Menteri BUMN Rini Soemarno menargetkan, tahun 2018 atau secepatnya di pertengahan tahun sudah tak ada lagi BUMN yang rugi dan mendulang laba lebih besar lagi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya