Jeblok di Survei LIPI, Nasdem Disebut Gagal Raih Jokowi Effect

Hasil survei LIPI memprediksi, PKS, PAN, [Nasdem](3594995 "") dan Hanura tak lolos DPR pada Pemilu 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2018, 03:35 WIB
Ketua Bapilu NasDem, Effendy Choirie bersama fungsionaris partai mendaftarkan bakal calon anggota legislatif untuk Pemilu 2019 di kantor KPU RI, Jakarta, Senin (16/7). Nasdem mendaftarkan 575 orang dari 80 dapil DPR RI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Hasil survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memprediksi, PKS, PAN, Nasdem dan Hanura tak lolos DPR pada Pemilu 2019. Begitu juga partai baru seperti Perindo, PSI dan Garuda, diprediksi tak mampu melewati parliamentary threshold sebesar 4 persen.

Menanggapi hasil survei itu, Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai, upaya Partai Nasdem meningkatkan elektabilitas dengan 'menjual' Jokowi tak berpengaruh apa-apa. Dalam survei LIPI, elektabilitas NasDem hanya 2,1 persen saja.

Nasdem gencar memasang sejumlah reklame dengan tulisan 'Nasdem Partaiku Jokowi Presidenku'. Baliho, banner itu terpampang di sejumlah sudut baik ibu kota maupun daerah-daerah lainnya.

"Jokowi sudah terlanjur identik dengan PDIP. Jadi ruang Nasdem untuk mengidentifikasi diri dengan Jokowi menjadi sulit. Maka yang terjadi tidak ada linearitas antara kampanye NasDem untuk Jokowi, terhadap elektabilitas NasDem," ujar Ujang kepada wartawan, Jumat (20/7/2018).

Sebaliknya, lanjut Ujang, PDIP selaras dengan Jokowi yang sama-sama memperjuangkan wong cilik (rakyat kecil). "Di mana Jokowi juga sering blusukan mendekati wong cilik. Sedangkan Nasdem masih terlihat elitis dan tidak identik dengan Jokowi," tuturnya.

Menurut Ujang, Nasdem menyadari strategi lewat iklan, tidak berpengaruh terhadap elektabiltas partai. Itu makanya Nasdem mengambil strategi lain, yakni merekrut para artis dan membajak kader partai lain yang sudah lolos ke Senayan.

"Memang salah satu cara yang efektif untuk menaikan elektabilitas Nasdem adalah dengan cara merekrut artis sebagai Caleg. Bisa dibilang begitu dan itu wajar. Karena Nasdem harus lolos lagi ke Senayan," jelasnya.

Ujang menilai, bajak-membajak dalam politik itu biasa, maka tak heran jika jelang Pileg banyak artis yang memutuskan pindah. "Itu semua karena proses kaderisasi di partai politik tidak berjalan dengan baik. Dan juga pesta demokrasi di Indonesia, seperti Pilkada, Pileg, dan Pilpres berbiaya mahal, maka yang dibutuhkan partai adalah figur yang populer dan banyak uang," tutupnya.

2 dari 2 halaman

Di Bawah Ambang Batas

Sejumlah artis dari Partai NasDem mendaftarkan diri menjadi bakal calon legislatif (bakal caleg) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Senin (16/7). Total ada 576 bakal caleg DPR RI yang didaftarkan untuk 80 dapil. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk diketahui, elektabilitas Partai Nasdem masih di bawah ambang batas parlemen 4 persen. Pada April 2018 lalu, elektabiltas Nasdem ada di angka 2,5 persen. Terakhir, menurut riset LIPI, elektabilitas Nasdem justru melorot menjadi 2,1 persen.

Berikut hasil survei LIPI tentang elektabilitas parpol yang digelar sejak 19 April-5 Mei 2018 dengan melibatkan 2.100 responden. Margin of error (MoE) survei sebesar +/- 2,14 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

1. PDI Perjuangan 24,1 persen

2. Golkar 10,2 persen

3. Partai Gerindra 9,1 persen

4. PKB 6 persen

5. PPP 4,9 persen

6. Partai Demokrat 4,4 persen

7. PKS 3,7 persen

8. Perindo 2,6 persen

9. PAN 2,3 persen

10. NasDem 2,1 persen

11. Hanura 1,2 persen

12. PBB 0,7 persen

13. Partai Garuda 0,2 persen

14. PSI 0,2 persen

15. Partai Berkarya 0,2 persen 

 

Reporter: Randi Ferdi Firdaus

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya