Rehat Sejenak, Sekjen PDIP Ingatkan Kekayaan Kuliner Nusantara

Hasto menyempatkan diri berburu kuliner tradisional, salah satunya di Kuliner Terminal Condong Catur.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 20 Jul 2018, 11:11 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah hiruk pikuk politik, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, menyempatkan diri pulang ke kampung halamannya, Sleman, Yogyakarta. Ia menengok ibunda tercintanya di sana.

Selain itu, ia juga menyempatkan diri untuk berburu kuliner tradisional, salah satunya di Kuliner Terminal Condong Catur.

Kuliner yang berada di dalam kawasan sub terminal Condong Catur banyak aneka makanan khas tradisional. Di antara yang menjadi langganan Hasto adalah Bakmi Jawa Miroso dan Oseng Mercon.

"Bakmi Jawa ini sudah saya gemari sejak mahasiswa, waktu itu harganya satu porsi Rp 350, dan sekarang di samping Bakmi juga ada Oseng Mercon, osengan tempe dan kerang yang superpedas," kata Hasto Kristiyanto, dalam keterangannya, Jumat (20/7/2018).

Dia yang didampingi Rahmat Sahid, caleg PDI Perjuangan untuk daerah pemilihan Jawa Tengah VII (Kabupaten Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara) mengungkapkan, setiap kali menyantap kuliner tradisional selalu ingat pada upaya Bung Karno yang pada tahun 1960-an mengumpulkan berbagai resep masakan nusantara.

Resep masakan itu kemudian menjadi warisan Bung Karno dalam bentuk buku Mustika Rasa, yang diterbitkan pada tahun 1967.

"Saya juga selalu ingat pesan dari Ibu Megawati agar dalam masalah makanan pun, perut kita tidak boleh dijajah oleh makanan impor. Karena kita itu punya begitu banyak resep masakan seperti yang tertuang dalam Buku Mustika Rasa, yang dari citarasa dan kekayaan bumbunya begitu luar biasa sehingga bercitarasa sempurna," ungkap Hasto.

Sebagai contoh, Bakmi Jawa yang disantapnya sudah ada sejak tahun 1986. Itu entah kebetulan atau tidak, selain rasanya enak, nama yang menjualnya adalah Bu Karno.

Sehingga sering mengingatkan pada nama Bung Karno, yang semasa hidup dan kepemimpinannya tidak hanya meninggalkan warisan monumen, patung-patung megah, hingga lukisan untuk bangsa Indonesia, tetapi juga warisan buku resep masakan nusantara yang berjudul Mustika Rasa.

"Indonesia yang begitu kaya, dengan aneka makanan yang luar biasa dan tidak ada satu pun negara memiliki keanekaragaman dan kesempurnaan bumbu makanan selengkap Indonesia. Kami memimpikan muncul para ahli peneliti boga dan ahli gizi untuk menggelorakan nasionalisme dari makanan Indonesia," pungkas Hasto Kristiyanto.

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya