Prabowo-Gatot Penantang Terkuat Jokowi di Pilpres 2019 Versi LSI Denny JA

Dalam simulasi capres Prabowo, elektabilitas tertinggi mantan Danjen Kopassus itu tercapai jika didampingi Gatot Nurmantyo. Pasangan ini mampu mendapatkan elektabilitas suara 35,6 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jul 2018, 16:47 WIB
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo memberi sambutan saat peluncuran komik Keumalahayati di Jakarta, Senin (21/5). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Dalam simulasi capres Prabowo, elektabilitas tertinggi mantan Danjen Kopassus itu tercapai jika didampingi Gatot Nurmantyo. Pasangan ini mampu mendapatkan elektabilitas 35,6 persen. Jika dipasangkan dengan Anies Baswedan, elektabilitasnya hanya di angka 19,6 persen.

Berikutnya, jika Prabowo dengan Agus Harimurti Yudhoyono, maka memperoleh elektabilitas 12,3 persen. Prabowo dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memiliki elektabilitas 10,2 persen.

"Prabowo-Gatot paling tinggi disusul Prabowo-Anies, kemudian Prabowo-AHY kemudian Prabowo-Aher," kata peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat memaparkan survei di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (10/7/2018).

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jika maju sebagai calon presiden, paling tinggi elektabilitasnya didongkrak dengan mantan lawannya di Pilgub Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono. Ketua Kogasma Partai Demokrat itu mendongkrak elektabilitas sampai 33,4 persen.

Urutan kedua ada pasangan Anies-Ahmad Heryawan dengan elektabilitas 27,4 persen. Diikuti jika Anies dipasangkan dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar dengan elektabilitas 23,4 persen.

"Jika Anies capres, ternyata paling tinggi paling banyak memperoleh dukungan Anies-AHY. Kalau Pak Prabowo tak maju, dinilai AHY paling tinggi mampu mendongkrak suara Anies," kata Adjie.

 

2 dari 2 halaman

Gatot-Anies

Sementara untuk pasangan ideal Gatot Nurmantyo adalah jika dikombinasikan dengan Anies Baswedan. Pasangan Gatot-Anies mendapatkan elektabilitas 31,8 persen.

Posisi kedua diisi simulasi Gatot-AHY dengan elektabilitas 21,5 persen. Terakhir ada simulasi pasangan Gatot-Ahmad Heryawan dengan elektabilitas 13,3 persen.

"Jika gatot nyapres paling tinggi berpasangan dengan Anis Baswedan," kata Adjie.

Survei nasional dilaksanakan setelah pergelaran Pilkada Serentak 27 Juni 2018, dari 28 Juni sampai 5 Juli. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan responden 1.200 orang. Survei memiliki margin of error kurang lebih 2,9 persen. Survei ini juga dilengkapi dengan focus group discussion, analisis media, dan wawancara mendalam.

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya