Visual Stories: Secercah Asa untuk Perempuan Nepal

Perempuan Nepal begitu terkungkung dan terbelenggu. Bahkan menjadi korban perdagangan manusia. Namun ada secercah harapan.

oleh Shinta NM Sinaga diperbarui 06 Jul 2018, 17:01 WIB
Sejumlah wanita Hindu bersiap mandi suci dI sungai Bagmati pada festival keagamaan Madhav Narayan, Nepal, Selasa (16/1). Selama upacara, bagi perempuan yang sudah menikah, mereka mendoakan suami mereka memohon panjang umur. (AP Photo/Niranjan Shrestha)

Liputan6.com, Jakarta - Budaya patriarki membuat perempuan di Nepal tidak mendapatkan hak yang sama dengan pria. Begitu terkungkung dan terbelenggu.

Tak jarang perempuan Nepal menjadi korban perdagangan manusia. Mereka dikirim ke India, Malaysia, Hong Kong, Arab Saudi, dan Pakistan.

Namun ada secercah asa. Get Paper Industries mempekerjakan para perempuan Nepal. Mereka membuat kertas untuk kemasan dari bahan alami yang berkualitas dan ramah lingkungan.

Pabrik kertas ini juga memastikan anak perempuan pekerjanya mendapat pendidikan layak. Perusahaan yang dikelola Milan Bhattarai dan Anita Roddick ini mendirikan sekolah Anita Milan International School.

Bagaimana kegigihan keduanya dan para perempuan Nepal demi mendapatkan masa depan yang lebih baik, simak perjuangan mereka di sini.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya