Pastikan Ketersediaan Bahan Pangan, Bulog Manfaatkan PLB Barang Pokok

Selain Bulog, perusahaan multinasional di bidang pangan seperti Cargill, Fonterra dan Japfa juga sudah menyatakan minat untuk memanfaatkan PLB.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Apr 2018, 20:37 WIB
Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi menyampaikan sambutan pada acara Peringatan Satu Tahun Pusat Logistik Berikat (PLB) di Jakarta, Rabu (12/4). Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menambah jumlah Pusat Logistik Berikat dari sebelumnya 12 PLB menjadi 20 PLB. Dari 8 PLB tambahan, salah satunya yaitu PLB untuk barang pokok seperti kedelai, gandum, dan jagung.

Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan, salah satu perusahaan yang akan memanfaatkan PLB tersebut yaitu Perum Bulog. PLB tersebut akan dimanfaatkan Bulog untuk menampung bahan pangan, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun diekspor ke negara lain.

"Harapan kita adalah Bulog bisa menjadikan buffer stock untuk suplai ke domestik dan bisa jual ke negara lain. Saat harga dunia murah, ambil (beli). Saat butuh, dijual. Di samping itu, ini untuk menjaga stabilitas dalam negeri," ujar dia di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (2/4/2018).

Dia menjelaskan, saat ini DJBC masih terus berkomunikasi dengan Perum Bulog terkait hal tersebut. "Ini justru kita kembangkan karena ada demand. Yang sudah berkomunikasi dengan kita adalah Bulog," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Swasta

(Ki-ka) Ketum Perkumpulan Pusat Logistik Berikat Indonesia Ety Puspitasari, Menkeu Sri Mulyani serta Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi mendorong tuas tanda Peringatan Satu Tahun Pusat Logistik Berikat di Jakarta, Rabu (12/4). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain Bulog, perusahaan multinasional di bidang pangan seperti Cargill, Fonterra dan Japfa juga sudah menyatakan minatnya untuk memanfaatkan PLB barang pokok ini.

Dengan demikian, perusahaan-perusahaan ini bisa lebih mendapatkan kepastian pasokan bahan baku untuk industri pengolahannya.

"Kemudian, untuk gandum itu Japfa, Cargill. Kemudian ada Fonterra untuk susu dari New Zealand," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya