Tudingan Dukun Santet, Perempuan Sukabumi Diikat dan Ditembak Pria Misterius

Aksi sadis dua pria berpenutup wajah itu terjadi saat Atikah sedang melakukan wiridan usai menunaikan salat magrib.

oleh Mulvi Mohammad diperbarui 13 Mar 2018, 20:30 WIB
Atikah (40), seorang warga Sukabumi, Jawa Barat masih terbaring lemah di rumah sakit. Foto: (Mulvi Mohammad/Liputan6.com)

Liputan6.com, Sukabumi - Atikah (40), seorang warga Sukabumi, Jawa Barat, masih terbaring lemah di rumah sakit. Ia menjadi korban penganiayaan oleh dua pria tak dikenal. Informasi yang diperoleh Liputan6.com, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 18.30 WIB, Senin 12 Februari 2018. Saat kejadian, ia sedang sendiri di rumah dan baru selesai salat magrib. 

"Sekarang masih ditangani di RSUD Jampangkulon Kabupaten Sukabumi, kena luka tembak senapan angin di dada sebelah kiri," ujar Kepala Desa Mekarmukti, Ahmad Bajuri saat dikonfirmasi melalui telepon seluler, Selasa (13/3/2018).

Aksi sadis dua pria berpenutup wajah itu terjadi saat Atikah sedang melakukan wiridan usai menunaikan salat magrib. Seketika, dua pria tersebut masuk ke dalam rumah dan memukulinya. 

Para pelaku juga mengikat korban di bagian dada. Salah satunya menembak korban menggunakan senapan angin yang biasa digunakan untuk berburu babi. 

"Korban diikat, dan diseret ke halaman rumah," tutur Bajuri. 

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Ciemas, Aiptu Suyatno menambahkan, pihaknya tengah mendalami kasus penganiayaan ini. Identitas para pelaku masih dalam penyelidikan. 

Dari hasil olah tempat kejadian perkara, polisi mendapati sejumlah barang bukti. Di antaranya tambang berwarna cokelat kekuningan sepanjang dua meter, mukena putih, dan kaus hijau milik korban yang berlumuran darah. 

"Para pelaku melarikan diri. Kasus ini masih kami selidiki," Suyatno memungkasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Diikat dan Diseret Keluar Rumah

Atikah (40), seorang warga Sukabumi, Jawa Barat masih terbaring lemah di rumah sakit. Foto: (Mulvi Mohammad/Liputan6.com)

Polisi masih mendalami motif di balik penganiayaan yang dialami Atikah. Keterangan sementara yang dihimpun dari para saksi, korban mengalami penganiayaan sadis. 

"Diseret dari dalam hingga halaman rumahnya. Jadi korban ini pertama kali diketahui sedang dianiaya di halaman rumah," ujar Kades Mekarmukti, Ahmad Bajuri. 

Kondisi korban saat dianiaya, pertama kali diketahui oleh cucu perempuannya yang baru berusia sekitar empat tahun. Bocah tersebut berteriak minta tolong hingga menarik perhatian warga sekitar.

Tak lama, ketua RT setempat datang ke lokasi. Melihat ada orang yang datang, para pelaku langsung melarikan diri. 

"Korban tinggal di rumah itu bersama cucu dan suaminya. Saat kejadian, suaminya sedang salat berjemaah di masjid," tuturnya. 

Kades Mekarmukti, Ahmad Bajuri memastikan Atikah mendapat penanganan medis di RSUD Jampang Kulon. Hasil rontgen menunjukkan ada benda asing semacam peluru senapan angin.

"Ada di dada sebelah kiri," kata Bajuri. 

Rencananya, tim medis RSUD Jampang Kulon akan mengangkat benda tersebut. Korban mengaku ditembak menggunakan senapan yang biasa digunakan para pemburu babi hutan. 

Kanit Reskrim Polsek Cimeas, Aiptu Suyatno mengaku baru bisa memintai keterangan dari para saksi. Korban belum bisa dimintai keterangan karena masih dalam perawatan. 

"Berdasarkan hasil rontgen, ada benda diduga peluru timah. Harus dioperasi," ujar Suyatno. 

 

3 dari 3 halaman

Korban Dituding Dukun Santet

Tali yang digunakan untuk menganiayan Atikah. Foto: (Mulvi Mohammad/Liputan6.com)

Ahmad Bajuri belum bisa memastikan dugaan latar belakang peristiwa penganiayaan. Hanya saja, korban dikenal warga sekitar punya ilmu hitam. Atikah dicap sebagai dukun santet. 

Bajuri menyebut isu tersebut sudah berembus sejak lama. Namun, tudingan itu kerap dilemparkan tanpa bukti yang mendasar. 

"Sebelum saya jadi kades juga sudah dikenal seperti itu. Tapi kan tidak ada buktinya," tutur Bajuri. 

Pihaknya memastikan, tidak ada barang apa pun yang hilang dari rumah korban. Atikah dan suaminya dikenal sebagai warga tidak mampu. "Rumahnya pun diperbaiki oleh pihak desa. Mereka warga kurang mampu," ia menandaskan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya