Usai Insiden Ustaz Uyu, Bupati Garut Akan Pertimbangkan Gaji buat Marbut

Melihat rekayasa kasus yang dilakukan ustaz Uyu akibat desakan ekonomi, lembaganya berencana melakukan kajian adanya penggajian guru mengaji.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 03 Mar 2018, 15:02 WIB
Bupati Garut akan pertimbangkan gaji buat Marbut. Foto: (Jayadi Supriyadin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Garut - Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Garut, Koesmayadi Tatang Padmadinata mengatakan lembaganya berencana melakukan kajian adanya penggajian guru mengaji. Ide ini melihat rekayasa kasus yang dilakukan ustaz Uyu akibat desakan ekonomi. 

"Kalau memungkinkan kenapa tidak, kalau ada tunjangan kita berikan,tinggal nanti DKM mengatur, dari Pemdanya seperti apa," kata dia.

Usai mencuatnya isu ancaman penganiayaan terhadap ulama, lembaganya langsung rembug bersama antardinas, agar konflik segera ditanggulangi.

"Bagaimana menciptakan kondisi Garut, kondusif, tenang dan sejuk," ujarnya.

Tidak hanya itu, Koesmayadi berharap adanya ancaman yang menghantui ulama, bisa ditanggulangi dengan sikap proaktif dari masyarakat.

"Kalau terancam laporkan saja, beberapa hari lalu, Gubernur sudah intruksikan jaga kondusifitas," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Polisi Buru Penyebar Info Hoax

Bupati Garut akan pertimbangkan gaji buat Marbut. Foto: (Jayadi Supriyadin/Liputan6.com)

Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna berjanji akan memburu penyebar informasi pertama kali mengenai rekayasa penganiayaan ustaz Uyu.

"Kita dalami terus tidak hanya sampai sampai pelaku, siapa yang posting informasi itu pertama kali," ujarnya, Jumat, 2 Maret 2018.

Budi menyatakan, lembaganya perlu mengungkap kasus itu, sebab hingga kini masih ada anggapan masyarakat, yang menyebutkan jika kasus itu sengaja ditutupi pihak kepolisian.

"Makanya kita dalami terus, supaya tidak melebar ke mana-mana," ujarnya.

Postingan awal rekayasa penganiyaan yang menimpa Uyu kata dia, bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, sekitar dua pekan lalu, kasus postingan ujaran kebencian atas nama SARA pernah terjadi di wilayah Garut selatan.

"Anggota kami sedang kejar siapa penyebar pertama informasi hoaks itu," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya