Tim Khusus Polda Sumut Selidiki Kasus Pengantin Turun dari Helikopter

Meski membentuk tim khusus, Kapolda Sumut yakin jika tidak ada komersialisasi aset negara dalam kasus pengantin turun dari helikopter milik polisi itu.

oleh Reza Efendi diperbarui 01 Mar 2018, 14:30 WIB
Meski membentuk tim khusus, Kapolda Sumut yakin jika tidak ada komersialisasi aset negara dalam kasus pengantin turun dari helikopter milik polisi itu. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Medan - Beredarnya sebuah video yang memperlihatkan sepasang pengantin turun dari helikopter diduga milik Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) berbuntut panjang.

Dalam video yang beredar di salah satu aplikasi perpesanan tersebut, aksi pengantin itu diketahui terjadi di Lapangan Haji Adam Malik, Kota Pematang Siantar, pada Minggu, 25 Februari 2018.

Berdasarkan penelusuran, video itu diketahui diunggah sebuah akun Instagram ke media sosial. Warganet kini dibuat penasaran atas sosok pengantin yang bisa menaiki helikopter diduga milik kepolisian. Tulisan polisi di video itu, diplester dan diganti dengan huruf F&T.

Dalam video tersebut, sepasang pengantin turun dari helikopter, kemudian melintasi karpet merah. Mereka disambut sejumlah orang begitu tiba di landasan.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Rina Sari Ginting telah menjelaskan kisah di balik pengambilan video itu. Namun, Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan pihaknya akan membentuk tim untuk mendalami kejadian tersebut. Kapolda tetap yakin, tidak ada komersialisasi aset negara.

"Sudah dibahas, karena ada berita di media massa, dan itu tidak benar. Sesungguhnya anggota kami sedang melakukan patroli di daerah Pematang Siantar, kemudian ada sepasang pengantin yang memanfaatkan untuk sekadar foto," kata Paulus, Rabu, 28 Februari 2018.

 

 

2 dari 2 halaman

Laporan Staf

Meski membentuk tim khusus, Kapolda Sumut Irjen Paulus Waterpauw yakin jika tidak ada komersialisasi aset negara dalam kasus pengantin turun dari helikopter milik polisi itu. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Pernyataan Kapolda Sumut tersebut masih didasarkan dari laporan stafnya. Laporan keberadaan aset negara di Pematang Siantar itu untuk keperluan perawatan, karena saat itu kru helikopter Polda Sumut melaksanakan maintenance flight setelah pengecekan radio helikopter.

"Pengecekan radio tersebut membutuh jarak frekuensi sekitar 25 nm antara helikopter dengan bandara," kata Paulus.

Setelah dicek, hasilnya kurang bagus, sehingga pilot helikopter memutuskan untuk mendarat dulu dan mencari lapangan terdekat guna diperiksa teknisi. Namun demikian, hal tersebut masih akan didalami Polda Sumut.

"Sudah bentuk tim untuk mendalami apa ada kesengajaan apa tidak? Apa memang fasilitas seperti itu dimanfaatkan?" ujar Kapolda.

Berdasarkan laporan yang diterima Paulus, momen itu hanya dimanfaatkan pengantin untuk mengambil foto.

"Saya pikir ya di tempat-tempat lain teman-teman kita, satuan tugas juga sama ya. Artinya, sekarang kan terbuka ya tidak ada yang ditutup-tutupi, kalau ada upaya untuk misalnya melihat peralatan," ungkap Paulus.

Disinggung boleh tidaknya pasangan pengantin berfoto di dalam helikopter Polri, Kapolda menegaskan harus melihat kepentingannya terlebih dahulu.

"Misal dalam konteks tugas, tidak dibolehkan. Kalau di pinggir, bolehlah. Saya belum pelajari yang sesungguhnya seperti apa," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya