Lihat Aksi Nekat Sopir Truk Kontainer Ngebut di Jalur Longsor

Tidak disebutkan secara detail di mana lokasi itu berada, tapi kendaraan seperti truk justru nekat melintasi jalan yang terkena longsor.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 21 Feb 2018, 16:09 WIB
Truk kontainer nekat lintasi jalur longsor. (Instagmra @mundomotorcolombia)

Liputan6.com, Jakarta - Pascahujan deras dan longsor di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, kepolisian lalu lintas setempat masih melakukan uji coba pembukaan jalur puncak khusus kendaraan roda empat.

Sementara kendaraan besar seperti truk maupun bus dilarang melintas. Mereka disarankan menggunakan jalur alternatif Sukabumi-Jonggol.

Kabarnya, jalur yang rawan longsor di lokasi bencana di kawasan Puncak hingga saat ini masih dievaluasi dan dimonitor akan ketahanan jalan, terutama di titik longsor.

Kewaspadaan pihak polisi Indonesia memang patut diacungi jempol, karena hal tersebut mencegah risiko terjadinya bencana susulan sehingga memakan korban.

Namun, tahukah Anda, di beberapa negara lain, jalanan yang terkena longsor rupanya masih dianggap sepele. Bahkan, meski longsor mampu merusak setengah badan jalan, pengendara masih nekat melintasinya.

Seperti halnya sebuah rekaman video yang diunggah akun Instagram @mundomotorcolombia. Tidak disebutkan secara detail lokasi kejadian berada, tapi kendaraan seperti truk justru nekat melintasi jalan yang terkena longsor.

Parahnya, truk yang satu ini bukan truk biasa, melainkan sebuah truk besar yang membawa kontainer. Pengemudi rupanya sangat percaya diri, karena truk dikebut meski jalanan sedang rusak bergelombang dan pada bagian samping mengalami longsor.

Mau lihat aksi nekat pengemudi truk melintasi jalur longsor, lihat videonya di bawah ini:

 

 

2 dari 3 halaman

Kendaraan Rusak Akibat Gempa Bumi Bisa Klaim Asuransi?

Sebuah mobil yang hancur tertimpa bangunan setelah gempa mengguncang Kota Meksiko (19/9). Gempa berkekuatan 7,1 Skala Richter mengguncang Ibu Kota Mexico City. (AFP Photo/Alfredo Estrella)

Gempa bumi berkekuatan 6,1 SR terjadi terjadi Selasa (23/1/2018) siang di Kabupaten Lebak, Banten. Menurut BMKG, gempa bumi ini terletak di laut pada jarak 43 km arah selatan Kota Muara Binuangeun, Kabupaten Cilangkahan, Banten, dengan kedalaman 61 km.

Kendati cukup jauh, sejumlah wilayah di Indonesia khususnya di Pulau Jawa bagian barat merasakan guncangan. Tentu saja, gempa bumi juga sangat dikhawatirkan oleh para pemilik kendaraan baik mobil maupun sepeda motor.

Bagaimana tidak, kendaraan bisa saja tertimpa bangunan, pohon, atau hal lainnya. Nah bicara soal gempa bumi, apakah hal itu dapat terlindungi asuransi?

Menanggapi kejadian ini, L Iwan Pranoto, Head Of  Communication and Event Asuransi Astra angkat bicara. Kata dia, terkait peristiwa gempa bumi, maka hal itu dikecualikan dari jaminan asuransi baik Total Loss Only (TLO) ataupun comprehensive.

“Agar bisa ter-cover, harus ada perluasan jaminan. Tolong cek polis masing-masing, karena itu sifatnya opsional. Bahkan beberapa asuransi ada yang sudah mem-bundling,” ucap Iwan kepada Liputan6.com.

Jika merujuk pada regulasi Polisi Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia, maka soal gempa bumi masuk dalam kategori bencana alam. Karena itu, bukan menjadi tanggung jawab pihak asuransi.

3 dari 3 halaman

Pasal Perkait Pengecualian Jaminan Asuransi

Kondisi jalan yang rusak usai gempa bumi di Meuredu, Pidie Jaya Aceh, Rabu (7/11). Selain meruntuhkan bangunan, gempa bumi berkuatan 6,4 SR ini telah menelan banyak korban jiwa. (Antara Foto / Irwansyah Putra / via REUTERS)

Nah, jika melihat regulasi Polisi Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia,  ada beberapa hal yang tidak dijamin asuransi, khususnya jika terjadi bencana alam. Hal ini bisa dilihat dari Bab II soal Pengecualian, pasal tiga ayat  tiga, yakni :

Pertanggungan ini tidak menjamin kerugian, kerusakan dan atau biaya atas Kendaraan Bermotor dan atau tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga yang langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh, akibat dari, ditimbulkan oleh:

1. Kerusuhan, pemogokan, penghalangan bekerja, tawuran, huru-hara, pembangkitan rakyat, pengambilalihan kekuasan, revolusi, pemberontakan, kekuatan militer, invasi, perang saudara, perang dan permusuhan, makar, terorisme, sabotase, penjarahan;

2. Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, badai, tsunami, hujan es, banjir, genangan air, tanah longsor atau gejala geologi atau meteorologi lainnya;

3. Reaksi nuklir, termasuk tetapi tidak terbatas pada radiasi nuklir, ionisasi, fusi, fisi atau pencemaran radio aktif, tanpa memandang apakah itu terjadi di dalam atau di luar Kendaraan Bermotor dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya