Pangling, Tukang Cukur Cantik yang Dibayar Pakai Senyuman

Meski tarif seikhlasnya, pangkas rambut keliling di Bandung ini menyuguhkan hasil potongan rambut terbaik untuk semua orang. Mulai dari pengamen, pengemis, gelandangan, anak jalanan, dokter, sampai pejabat negara sekalipun.

oleh Doddy Irawan diperbarui 21 Feb 2018, 18:00 WIB
Raisa dan teman-temannya menggagas pangkas keliling untuk melunturkan perbedaan strata sosial (Foto: Dok. Raisa/Pangling)

Liputan6.com, Jakarta Mencari tempat cukur rambut yang cocok di hati itu gampang-gampang susah. Pangkas rambut bisa disesuaikan dengan selera dan kekuatan kantong. Mau cukur di barbershop kelas premium atau di area DPR alias Di bawah Pohon Rindang? Kedua tempat tersebut tetap berbayar.

Sesekali coba deh cukur rambut sama kapster cantik ini. Cukup bayar seikhlasnya, criing.. model rambut jadi kekinian.  

Tukang cukur cantik ini hanya ada di Bandung, Jawa Barat. Mereka menamakan dirinya Pangling, kependekan dari Pangkas Keliling. Kapster-kapster cantik ini tak mematok tarif alias bayar seikhlasnya untuk pangkas rambut. Boleh dengan uang receh Rp500, boleh dengan senyuman, boleh juga dengan doa yang baik. Pangling jadi solusi agar orang tetep tampil gaya tanpa pandang kelas sosial.

Tukang cukur cantik ini pure bekerja untuk menolong sesama dengan modal dan peralatan cukur sendiri. Saat ini mereka membuka layanan cukur gratis di ruang-ruang publik kota Bandung seperti Taman Vanda, Taman Cibeunying, Taman Cikapayang, dan lainnya.

"Pangling ini ada 10 orang. Kami dulu sama-sama bekerja sebagai kapster di sebuah barbershop di Bandung. Setelah kontrak kerja habis, kami berkumpul dan coba menyatukan ide kreatif. Bagaimana caranya agar mereka yang enggak punya uang untuk ke salon, tetap bisa tampil gaya," terang penggagas Pangling, Raisha Hillary saat dihubungi Health-Liputan6.com, Rabu (21/2/2018).

Dalam akun Instagram Pangling, Raisha dan kawan-kawan mengaku perlengkapan cukur mereka masih minim dan minjam. Dari hasil pangkas keliling, uang yang terkumpul akan disumbangkan dalam bentuk barang atau makanan ke panti asuhan atau dinas sosial.

Meski mengusung tarif seikhlasnya, Pangling tetap bakal menyuguhkan hasil potongan rambut terbaik untuk semua orang. Mulai dari pengamen, pengemis, gelandangan, anak jalanan, dokter, sampai pejabat negara sekalipun. Buat konsumen yang ingin cukur, boleh juga membawa martabak atau camilan untuk dimakan bareng-bareng.

"Membuat hati orang senang kan bisa lewat cara apapun, salah satunya dengan memangkas rambut. Cukur rambut itu bukan sekadar merefresh penampilan, tapi juga kebutuhan. Semua orang berhak mendapatkan itu, tanpa harus mengeluarkan uang," kata Raisha.

 

Simak juga video menarik berikut :

 

 

 

 

 

 

2 dari 2 halaman

Pangkas rambut bisa ubah bad mood menjadi happy

Lewat Pangkas Keliling Gratis, Para Wanita Cantik Ini Memprioritaskan Mencukur Rambut Orang Enggak Mampu (Foto: Dok. Raisa/Pangling)

Raisha mengatakan ide membentuk Pangling bersama rekan-rekannya tercetus pada pertengahan Ramadan 2017.

"Pangling ini awalnya terbentuk sebagai ajang reuni para kapster yang kontrak kerjanya telah berakhir. Sore harinya, tanggal 28 Mei 2017, kami kumpul. Mulai mencari nama sampai menentukan visi dan misi Pangling ke depan. Awalnya kepikiran nama Cukling atau Cukur Keliling. Tapi kok aneh ya, kemudian baru deh kami sepakat dengan nama Pangling," lontar Raisha.

Cewek 22 tahun ini melanjutkan di awal member Pangling ada 6 atau 7 orang dan terus bertambah. Selain Raisha, member Pangling yakni Anggia, Yudiett, Windi, Desty, Aulira, Karmila, Putri, Mey, dan Atta. Usia para kapster cantik ini berkisar antara 21 hingga 24 tahun.

Lokasi ngider-ngider alias keliling pertama kali yang dilakukan Pangling adalah Taman Vanda.

"Jadi begitu nama terbentuk, kami langsung action. Di Taman Vanda kami bergerak memberi layanan cukur gratis kepada 10 hingga 15 orang, dari berbagai kalangan. Selain cukur, kami juga membagikan makanan," papar Raisha.

Aksi mulia dan jiwa sosial tukung cukur cantik ini patut dicontoh nih buat generasi muda Indonesia. 

"Misi kami pengin menyamaratakan kelas-kelas sosial. Dari kelas manapun dia, kualitas pangkas tetep harus bagus, tanpa harus membayar mahal. Berbagi kebahagiaan untuk orang kan seru. Banyak yang awalnya bad mood jadi happy, setelah kami cukur rambutnya. Mereka juga banyak curhat soal kehidupan, jadi nambah pengalaman dan wawasan," beber Raisha.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya