Banjir Jadi Musuh Terbesar Mobil Listrik, Ini Buktinya

Banjir menghambat perjalanan Wiebe Wakker dengan mobil listriknya.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 20 Feb 2018, 09:13 WIB
Wiebe Wakker bersama mobil listrik saat tiba di Indonesia (Instagram;@plugmeintravel)

Liputan6.com, Sidoarjo Perjalanan lintas benua yang dilakukan Wiebe Wakker asal Belanda melalui proyek plugmein menghadapi banyak tantangan di Indonesia. Salah satunya adalah banjir yang menghambat perjalanannya. Air dan mobil listrik memang bukanlah pasangan yang tepat, dan Wiebe membuktikannya.

Setelah 6 minggu menunggu charger diperbaiki di Surabaya, Wiebe melanjutkan perjalannya ke arah timur. Bersama mobil listriknya, Wiebe melintasi genangan air sejauh 200 meter. Tidak disebutkan tinggi genangan yang dilewati, namun ini menjadi awal masalah.

 

 

"BMS (Battery Management System) mulai berkedip-kedip, dan mobil berhenti melaju," ungkapnya melalui akun Instagram @plugmeintravel. Setelah berkonsultasi dengan mekaniknya di Belanda, gejala tersebut menandakan adanya air yang masuk ke dalam baterai.

Saat ini Wiebe dan mobil listriknya kembali menuju Gedung Riset Mobil Listrik ITS, Surabaya untuk ditangani kembali.  Untuk diketahui, mobil listrik yang digunakan merupakan hasil konversi dari mobil konvensional.

Untuk memperbaikinya, Wiebe berencana untuk mendatangkan mekanik yang memodifikasi mobilnya. Rencananya mekanik tersebut didatangkan dari Belanda pada akhir Februari atau awal Maret mendatang.

 

 

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Bule asal Belanda, Wiebe Wakker sedang menunjukkn bekal serta bterai untuk rute keliling puluhan negara dengan mobil listriknya.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Wiebe bersama mobil listriknya sampai di Kalimantan, Indonesia, pada 12 Desember lalu. Sebelumnya, Wiebe singgah terlebih dahulu di Sarikei, Malaysia. Perjalanan dilanjutkan ke Semarang menggunakan kapal feri. Hingga saat ini, Wiebe sudah sampai di Yogyakarta bersama mobil listriknya.

Baginya, Indonesia memberikan tantangan tersendiri selama dirinya melintasi berbagai negara. "Dengan spesifikasi 220 V dan 13 Amp, setidaknya membutuhkan waktu 14 jam untuk mengisi baterai mobil," ungkapnya ke Liputan6.com melalui pesan singkat.

Sayangnya, hal tersebut tidak selalu berjalan mulus. "Hanya saja, banyak lokasi di Indonesia yang voltasenya masih rendah," ia menambahkan.

Hal tersebut berpengaruh terhadap durasi pengisian mobil listrik. "Ini menjadi tantangan di sini. Kebanyakan listrik di rumah warga memiliki spesifikasi 1.300 Watt, jadi untuk melakukan pengisian membutuhkan waktu hingga 64 jam," ucap Wiebe.

Di Indonesia, Wiebe akan meneruskan perjalanan ke arah timur. "Saya akan melanjutkan perjalanan ke Surabaya, Bali, Lombok, Sumba, Flores, lalu Timor Leste," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya