Belimbing, Ikon Kota Depok

Kota Depok berpotensi sebagai penghasil buah belimbing bermutu tinggi, yang diberi nama Belimbing Dewa. Belimbing diharapkan menjadi ikon Kota Depok.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Mar 2011, 17:28 WIB
Citizen6, Depok: Pada tahun 1999 berdasarkan UU No.15 Tahun 1999, dengan luas wilayah 20.029 m², terbentuklah Kota Depok. Kota Depok meliputi 6 Kecamatan: Pancoran Mas, Beji, Sukmajaya, Limo, Sawangan dan Cimanggis. Depok merupakan daerah yang potensial akan pertaniannya, terutama tanaman belimbing. Belimbing yang berasal dari Depok, dikenal dengan sebutan Belimbing Dewa.

Belimbing Dewa merupakan hasil karya petani penangkaran di Depok, salah satunya Bapak H. Usman Mubin. Buah yang berwarna kuning-oranye keemasan, mengandung vitamin C dan A yang cukup tinggi. Buah yang besar dapat mencapai 0.8 kg per buah. Rasa manisnya dipercaya sebagai obat herbal penurun darah tinggi atau hipertensi, kencing manis atau diabetes, nyeri lambung.

Buah Belimbing sangat prospektif dikembangkan di Kota Depok, dan kini telah menjadi buah unggulan Kota Depok, karena secara komparatif buah Belimbing Dewa Depok lebih unggul dibandingkan buah belimbing lainnya yang ada di Indonesia. Hal ini diketahui pada setiap even lomba buah unggul dan pameran buah nasional maupun internasional. Buah Belimbing Dewa ini lebih unggul dan selalu mendapat predikat juara sebagai buah unggul nasional versi Majalah Trubus.

Hingga 2006 lalu tanaman belimbing di Kota Depok berjumlah 33.729 pohon, dengan total luas areal 135 ha menyebar di wilayah Kota Depok. Perkiraan tanaman Belimbing yang produktif dengan umur tanaman lebih dari 4 tahun, memiliki kapasitas produksi 100-150 kg per pohon per tahun.  Di Kota Depok, tanaman produktif ini kurang lebih sekitar 27.500-28.000 pohon, sehingga perkiraan total produksi yang dihasilkan dari belimbing Depok berkisar antara 2.700 ton sampai 3.000 ton per tahun.

Sementara kapasitas produksi belimbing jika diterapkan budidaya sesuai SOP Belimbing Dewa, diharapkan produktifitas per pohon dapat mencapai 300 kg per tahun, dan jika diasumsikan harga per kg belimbing berkisar antara Rp4.000-Rp6.000, maka omzet penjualan Belimbing setiap tahun berkisar Rp16 Miliar sampai Rp24 Miliar per tahun. Nilai yang cukup besar untuk suatu produk pertanian perkotaan.

Tanaman belimbing di Kota Depok banyak dikembangkan dilahan-lahan masyarakat, dan uniknya banyak juga dikembangkan di sepanjang Kali Ciliwung, contohnya di Kel. Pondok Cina, Kel. Tugu dan Kel. Kelapa Dua. Selain menghasilkan, pemandangan sepanjang Kali Ciliwung menjadi indah dan asri dengan keberadaan tanaman belimbing ini. Hal ini berpotensi menjadi kawasan agrowisata belimbing Depok di sepanjang DAS Ciliwung. Ini merupakan potensi sumber daya alam yang tak ternilai harganya, di tengah hiruk-pikuk kemacetan jalan-jalan di Kota Depok.

Upaya lain dalam meningkatkan nilai tambah produk belimbing adalah pengolahan produk. Walaupun usaha pengolahan hortikultura di kota Depok masih minim, akan tetapi sosialisasi pelatihan di bidang olahan untuk memotivasi pengusaha mikro dibidang pengolahan dalam memproduksi olahan hortikultura khususnya buah-buahan menjadi minuman segar terus ditingkatkan.

Kini mulai banyak pengusaha olahan di Kota Depok yang merintis untuk olahan produk holtikultura seperti buah belimbing dan jambu biji merah diantaranya adalah Bapak Toni, Ibu Maria, Ibu Retno. Toko Fresh e adalah salah satu toko buah segar di Jl. Margonda yang telah melakukan kemitraan dengan Asosiasi Petani Belimbing Depok (APEBEDE) dalam pemasaran buah belimbing, jambu dan buah lainnya.

Walaupun kapasitas penerimaan produk masih rendah, sekitar 15-20 kg per minggu, akan tetapi perlu upaya mempertahankan kemitraan ini. Sehingga petani memiliki kemampuan untuk berkomitmen dengan pengusaha ritel buah segar yang selalu memenuhi 3 K (Kapasitas, Kontinuitas, dan Kualitas).

PT Sewu segar sebagai supplier buah belimbing untuk wilayah Jakarta dan Surabaya telah membantu pemasaran belimbing mencapai 1 ton per bulan, dan kapasitasnya akan terus ditingkatkan sesuai peningkatan hasil kualitas belimbing dari para petani Kota Depok.

Dalam upaya pemenuhan kualitas produk, para petani mulai menerapkan SOP GAP Belimbing Dewa, hal ini juga dipicu dengan peluang pasar komoditas ini masih cukup besar, karena keunggulan spesifik yang dimiliki Belimbing Dewa Depok dan cukup diminati konsumen.

Peluang pasar belimbing untuk kawasan Jabodetabek mencapai 6.000 ton per tahun. Depok yang memiliki visi sebagai kota niaga dan jasa yang nyaman diharapkan menjadi daerah yang nyaman bagi penduduknya. Kenyamanan tersebut salah satunya dengan tetap mempertahankan ruang terbuka hijau dan potensi lahan pertanian belimbing yang produktif, sebagai salah satu pilihan dalam mempertahankan ruang terbuka hijau perkotaan. 

Sesuai amanat UU Tata Ruang yaitu RTH perkotaan harus memuat 30 persen dari total luas wilayah, sehingga Kota Depok tetap memiliki komoditas unggulan yang bernilai kompetitif dan komparatif, khususnya komoditas hortikultura yang merupakan sumber daya lokal (base resources) Kota Depok yaitu Belimbing.

Keunggulan spesifik ini yang musti dilestarikan dan menjadi ikon kota, sehingga di masa mendatang Kota Depok tetap memiliki kebanggaan akan sumber daya alam yang potensial dari pengembangan produk pertanian spesifik wilayah dan mendukung ruang terbuka hijau Kota Depok. (Pengirim: Boy)



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya