50 Raja Nusantara Akan Hadiri Sidang Mufakat Rajo Bengkulu

Ikrar bersama para raja Nusantara dengan menunjuk Bengkulu sebagai Kota Betuah Beradab.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 26 Nov 2017, 19:32 WIB
Tarian selamat datang akan menyambut 50 orang raja utusan kerajaan Nusantara dalam sidang mufakat Rajo Bengkulu (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Sebanyak 50 raja mewakili kerajaan-kerajaan di Nusantara, akan menghadiri Sidang Mufakat Rajo Penghulu Bengkulu pada Selasa, 28 November mendatang. Para-raja yang tergabung dalam Majelis Agung Raja Sultan (MARS) Indonesia ini akan disambut secara adat dalam prosesi menyambut "tamu menda" di Balai Raya Semarak Bengkulu.

Ketua Badan Musyawarah Adat Provinsi Bengkulu S Effendi MS mengatakan, agenda utama Sidang Mufakat Rajo Penghulu Bengkulu tersebut adalah ikrar bersama para raja Nusantara dengan menunjuk Bengkulu sebagai Kota Betuah Beradab. Akar budaya Melayu yang tumbuh dan berkembang di Bengkulu sebagai bagian dari sejarah Kerajaan Sriwijaya akan dikukuhkan dalam sidang majelis agung tersebut.

"Di bawah kekuasaan Sriwijaya, Bengkulu memiliki 12 kerajaan kecil dengan keragaman adat budaya, tetapi adat Melayu menjadi akarnya, ini yang akan kami kukuhkan," ucap Effendi di Bengkulu, Minggu (26/11/2017).

Rangkaian prosesi adat berupa sambutan sekapur sirih dipadu dengan iringan serunai, tari pedang, dan alunan musik Dhol mengawali pepatah petitih dan tegur sapa para raja yang memasuki majelis agung sidang adat.

Setelah pembacaan ikrar Kota Betuah Beradab, dilakukan pengangkatan Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, sebagai Majelis Agung Raja Sultan Provinsi Bengkulu oleh Ketua Persaudaraan Perdamaian 202 negara dunia utusan Kementerian Dalam Negeri.

Keesokan harinya, pada Rabu 29 November 2017, beberapa raja yang dipimpin oleh Raja dari Kesultanan Palembang Darussalam akan mendatangi Kabupaten Kaur. Konon, menurut beberapa arkeolog, saat ini terdapat pilar dan beberapa situs peninggalan sejarah yang diduga sebagai tiang milik Kerajaan Sriwijaya.

"Sebagian raja saja yang ke sana, yang tidak ikut akan kita bawa berkeliling melakukan city tour wisata sejarah Kota Bengkulu," ujar Effendi.

Saksikan tayangan video pilihan berikut ini:

 

 

2 dari 3 halaman

Menuju Visit Bengkulu 2020

Alat Musik Dhol sebagai bagian dari Budaya Tabut Muharram menjadi salah satu nilai jual wisata Bengkulu (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Pemerintah Provinsi Bengkulu yang sejak tahun 2016 sudah merancang tahun kunjungan wisata internasional atau visit Bengkulu Years 2020, saat ini tengah serius melakukan pembenahan dan persiapan di segala lini. Salah satunya dengan melakukan penguatan akar budaya lokal sebagai daya tarik wisatawan jika berkunjung ke Bengkulu.

Ketua Komunitas Bencoolen Speaking Community Kota Bengkulu, Endang Indra Purnama mengatakan, budaya yang berkembang saat ini akan dirangkum dalam satu rangkaian literasi yang dirangkum dalam sebuah buku berjudul "Pernik Baso Bengkulu".

Rencananya, buku yang sudah mendapat legitimasi sebagai pegangan dalam bertutur kata tu akan diluncurkan pada 2 Desember mendatang. "Kita meletakkan dasar bertutur kata menggunakan bahasa Melayu pesisir," ujar Endang.

Diakuinya, ada keragaman bahasa lain yang berkembang di Bengkulu, di antaranya bahasa Mukomuko, Pekal, Lembak, Bahasa Rejang, Enggano, dan Serawai. Pernik Bahaso Bengkulu yang sudah dibukukan itu merupakan salah satu acuan bagi masyarakat dalam bertutur kata, khususnya masyarakat pesisir pantai Kota Bengkulu.

Di wilayah ini berkembang budaya Tabut yang setiap tahun dilakukan prosesi ritual mengenang pertempuran di Padang Karbala yang menewaskan cucu Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husein. Selama sepuluh hari dari tanggal 1 hingga 10 Muharam, ritual Tabut ini juga dikemas dalam festival budaya oleh pemerintah Provinsi dan Kota Bengkulu yang dijadikan agenda nasional.

Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, mengaku terus berupaya melakukan perbaikan dalam melaksanakan ajang kebudayaan. Sebab, nilai jual selain potensi alam, Pariwisata Bengkulu juga akan memperkuat budaya lokal yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia, bahkan di dunia.

"Kita pertahankan dan kemas sebaik mungkin menuju Visit Bengkulu Years 2020," Rohidin menegaskan.

3 dari 3 halaman

Bawa Misi Pariwisata di IMF-WB Annual Meeting

Benteng Marlborough sebagai situs warisan kolonial Inggris di Bengkulu akan menjadi daya tarik periwisata dalam Visit Bengkulu Years 2020 (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Bengkulu memiliki sejarah panjang terhadap pendudukan kolonial Inggris. Banyak situs peninggalan sejarah bangsa Inggris tetap berdiri kokoh di wilayah yang pernah dipimpin Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles. Salah satunya adalah Benteng Marlborough yang tercatat sebagai yang terbesar kedua di Asia setelah Benteng di Madras, India.

Nilai jual wisata sejarah terkait pendudukan Inggris ini rencananya akan dibawa dalam misi pariwisata dalam pertemuan International Monetary Fund (IMF) and World Bank Annual Meeting pada Oktober 2018 di Bali.

Seluruh potensi akan diperkenalkan kepada utusan perwakilan 198 negara peserta IMF-WB Annual Meeting tersebut.

Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Endang Kurnia Saputra mengatakan, pihaknya akan mencoba memasukkan agenda pengenalan pariwisata Bengkulu dalam rapat teknis divisi Internasional Bank Indonesia.

Terutama, supaya Bengkulu bisa diberi kesempatan menggelar promo wisata. Jika lolos, tim tersebut akan membawa usulan kepada satuan tugas (task force) yang mengatur jadwal sidang annual meeting.

"Kita coba usulkan dan perjuangkan, kesempatan ini tidak akan kita lewatkan begitu saja, sangat penting dan strategis," kata Endang Kurnia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya