Mahasiswa UNS Ciptakan Alat Bantu Patah Tulang, Seperti Apa Ya?

Kolaborasi mahasiswa, dosen dan dokter ciptakan alat yang dapat membantu mengatasi patah tulang dengan harga terjangkau.

oleh Umi Septia diperbarui 16 Nov 2017, 12:00 WIB
M2 Hexapod Frame buatan mahasiswa Universitas Sebelas Maret dipamerkan di acara pameran pembangunan kesehatan dan alat kesehatan dalam negeri di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2017). Foto : Umi Septia

Liputan6.com, Jakarta Kolaborasi antara mahasiswa dengan dosen Universitas Negeri Sebelas Maret dan dokter dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Soeradji Tirtonegoro menghasilkan protoype frame hexapod yang dapat membantu pasien patah tulang.

Alat yang diberi nama M2 Hexapod Frame itu merupakan frame yang dapat digunakan pada pasien patah tulang, pasien dengan kondisi panjang kaki yang tidak sama serta penyandang kelainan tulang kompleks pada kaki atau tangan.

Alat ini dapat digunakan untuk mengatasi cedera atau deformitas baik pada tulang maupun sendi dengan cara memasang perangkat eksternal pada tulang yang mengalami deformitas.

"Cara kerjanya seperti alat yang ditanam ke tulang, hanya saja ini bekerja secara external," ucap Durkes Herlina saat ditemui di acara di pameran pembangunan kesehatan dan alat kesehatan dalam negeri di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2017).

Durkes mengatakan, alat tersebut memiliki beberapa keunggulan, diantaranya meningkatkan sistem hexapod sebelumnya seperti ring, sistem sambungan, software dan part standar yang berkualitas namun memiliki harga terjangkau.

Dia mengatakan, alat bantu patah tulang tersebut kemungkinan akan dijual dengan kisaran harga Rp5 juta hingga Rp10 juta.

 

Saksikan video menarik berikut :

 

2 dari 2 halaman

Keunggulan produk

Sosok dibalik pencipta M2 Hexapod Frame. Foto : Umi Septia

Durkes mengatakan, alat inovatif tersebut memiliki banyak keunggulan sebagai berikut.

1. Mampu bergerak dalam enam derajat kebebasan (DoF) tanpa ada hambatan dari sistem sambungan.

2. Desain dibuat sedemikian rupa sehingga menciptakan fiksator eksternal tanpa menimbulkan reaksi tertentu (backlash).

3. Menggunakan material dengan biaya yang lebih terjangkau tanpa mengurangi kualitas frame sebelumnya.

4. Menggunakan part standar sehingga kualitas frame lebih terjamin.

5. Memiliki dimensi yang lebih kecil sehingga tidak mengganggu aktifitas pengguna frame.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya