5 Teori Konspirasi di Dunia Sepak Bola

Barcelona sempat dianggap sebagai anak emas UEFA karena sering dibantu wasit

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Nov 2017, 20:00 WIB
Para pemain Barcelona merayakan gol Paco Alcacer saat melawan Sevilla pada lanjutan La Liga Santander di Camp Nou stadium, Barcelona, (4/11/2017). Barcelona menang 2-1. (AFP/Josep Lago)

Liputan6.com, Jakarta Teori konspirasi dewasa ini mulai diterapkan pada sepak bola. Beberapa klub menjadi korban kepentingan yang mulai dirasuki isu politik, ekonomi, bisnis dan lainnya.

Dari teori ini, memang tercipta sebuah drama baru dalam sepak bola. Tujuannya, mulai dari membunuh karakter sebuah tokoh, pelatih, atau lainnya.

Barcelona bisa dijadikan contoh. Mereka kini dianggap sebagai anak emas UEFA karena sering sekali dibantu wasit.

Bahkan, ada anggapan UEFALONA yang sempat jadi bahan olokan untuk Barcelona. Nah, selain itu, ada beberapa teori konspirasi lainnya yang terjadi di sepak bola. Apa saja? Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:

2 dari 6 halaman

Pemain Tottenham Diracun

Tottenham Hotspur menjadi pesaing ketat dalam koleksi gol di Premier League. Hingg pekan ke-11 Spurs mencetak 20 gol atau sama dengan raihan Arsenal. (AFP/Ben Stansall)

Persaingan antara Arsenal dan Tottenham merupakan perseteruan paling panas di sepak bola. Memang, Derby London Utara ini hampir selalu menghibur kita dengan gol.

Fakta bahwa sebelum musim 2016-17, Spurs tak pernah finis di atas Arsenal sejak 1995. Namun, pada 2005-06, Spurs tampil sangat dekat dengan finis di atas Arsenal, tapi gagal melakukannya setelah kalah pada hari terakhir musim kompetisi.

Foto dok. Liputan6.com

Kala itu, sehari sebelum pertandingan terakhir mereka melawan West Ham United, banyak pemain jatuh sakit setelah makan dari hotel tim. Beberapa orang menuduh kepala koki hotel itu merupakan penggemar Arsenal.

Ada kabar kalau sang koki sengaja meracun makanan Spurs. Hal ini untuk membuat mereka kalah melawan West Ham.

3 dari 6 halaman

Nike Just do It

Laurent Blanc menerima kartu merah saat Prancis berjumpa Kroasia pada Piala Dunia 1998. (dok. The Guardian)

"Just do It" merupakan tagline dari produsen penyedia alat olahraga terkenal, Nike. Namun, ada teori konspirasi seputar produk mereka

Piala Dunia 1998 merupakan salah satu turnamen terbaik di milenium terakhir. Kala itu, Nike merupakan sponsor utama dari Timnas Brasil.

Sehari sebelum pertandingan, striker Ronaldo Nazario jatuh sakit dan tidak seharusnya bermain di final. Namun, menurut beberapa laporan, Nike memaksa Brasil untuk memainkan Ronaldo di final.

Pada akhirnya, Prancis, yang disponsori oleh Adidas - menang 3-0 dan mengangkat Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam sejarahnya. Ini tentu merupakan pukulan telak buat Nike.

4 dari 6 halaman

UEFALONA

Striker Barcelona, Lionel Messi, berusaha melewati gelandang Olympiakos, Alaixys Romao, pada laga Liga Champions di Stadion Karaiskakis, Selasa (31/10/2017). Barcelona bermain imbang 0-0 dengan Olympiakos. (AP/Petros Giannakouris)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Barcelona acap dijadikan kambing hitam karena selalu dibela oleh wasit. Mereka telah merebut segalanya, mulai La Liga, Liga Champions, Copa del Rey, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antar-klub.

Namun, mereka sering dituduh dibantu oleh wasit dalam pertandingan tingkat atas. Fakta bahwa kemenangan semifinal Barcelona melawan Chelsea masih diingat karena kepemimpinan Tom Henning Ovrebo yang berat sebelah.

Foto dok. Liputan6.com

Karena alasan inilah, orang-orang, terutama Jose Mourinho, mulai membuat teori tentang Barca dibantu oleh UEFA karena hubungannya dengan UNICEF. Terlepas dari fakta itu, tak bisa dibantah memang Barcelona merupakan salah satu tim paling sukses dunia dalam satu dekade terakhir.

5 dari 6 halaman

Piala Dunia 1958 Hoax

Italia pernah absen dalam Piala Dunia 1958. Namun setelah itu, mereka meraih posisi runner-up di Piala Dunia 1970 melawan Brasil. (AFP)

Piala Dunia 1958 merupakan asal mula calon legenda berusia 17 tahun, Pele. Pemain asal Brasil itu membuat menjadi buah bibir dan mencetak gol kemenangan 5-2 di final melawan tuan rumah Swedia.

Tapi inilah bagian yang menyenangkan. Menurut seorang sejarawan Swedia, Bor Jacques de Waern, Piala Dunia 1958 adalah palsu.

Dia mengklaim bahwa Piala Dunia tidak terjadi di Swedia, melainkan di Amerika Serikat sebagai bagian dari percobaan CIA untuk menguji kekuatan program televisi di atas massa. Dalam sebuah film dokumenter yang dirilis pada tahun 2002 bernama Konspiration 58, disutradarai oleh Johan Lofstedt, Bor menyarankan agar bangunan di latar belakang stadion tidak terlihat seperti di Swedia dan pertandingan tersebut terjadi di Amerika.

"Amerika Serikat perlu menguji kekuatan televisi untuk memengaruhi orang. Tepat setelah Piala Dunia 1958, saya mulai mengumpulkan ribuan dokumen, foto dan teks. Saya menemukan satu demi satu yang menunjukkan fakta aneh bahwa Piala Dunia 1958 tidak pernah terjadi," kata De Wærn, yang bekerja di arsip nasional Swedia selama lebih dari dua puluh tahun.

6 dari 6 halaman

Messi dan Iniesta Dianggap Agen Pemberontak

Striker Argentina, Lionel Messi, tersenyum saat mengikuti sesi latihan jelang laga persahabatan di Moscow, Rusia, Selasa (7/11/2017). Argentina akan berhadapan dengan Rusia dan Nigeria. (AFP/Kirill Kudryavtsev)

Andres Iniesta bekerja sama dengan versi terbaik Lionel Messi selama beberapa musim terakhir. Keduanya memiliki kekuatan untuk mengubah dunia dan menyulap sepak bola dengan indah.

Namun, menurut saluran TV Suriah, justru inilah kemampuan yang digunakan Messi dan Iniesta untuk menghipnotis para penonton sambil memberikan kode kepada pemberontak Suriah tentang penyelundupan senjata. Jelas ini merupakan pernyataan yang sangat mengejutkan.

Foto dok. Liputan6.com

Ternyata, struktur giringan bola keduanya dan Pedro Rodriguez pada 2012 mengungkapkan rute terbaik untuk menyelundupkan senjata ke Suriah. Ini dilaporkan setelah laga El Clasico pada bulan Maret tahun itu.

Saat itu, Iniesta memulai sebuah langkah dan meneruskan bola ke Messi, yang menggiring bola melewati sejumlah pemain Real Madrid untuk mengirim bola bagi Pedro Rodrguez untuk mencetak gol. Seluruh gerakan itu dikatakan telah menggambarkan rute yang paling aman untuk menyelundupkan senjata dari Libanon ke Suriah. (Eka Setiawan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya