Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengaku khawatir dengan perkembangan teknologi tak mampu direspons cepat oleh pemerintah dalam membuat kebijakan. Jika tidak diantisipasi perubahan era ke arah digital bisa berdampak terhadap isu ketenagakerjaan, termasuk di Indonesia.
"Arab Saudi baru saja memberi kewarganegaraan kepada satu robot. Jadi mengkhawatirkan kalau kecepatan perubahan ini tidak bisa dikejar oleh para pembuat kebijakan untuk merespons," kata Sri Mulyani di Hotel Shangrila, Jakarta, Senin (30/10/2017).
Baca Juga
Advertisement
Dia menjelaskan, perkembangan teknologi dapat berdampak luas. Positifnya, teknologi dapat membantu ketahanan pangan dan energi, pertanian, produktivitas. Namun implikasi negatifnya terhadap isu tenaga kerja.
"Implikasinya ke penyerapan tenaga kerja. Ini mengkhawatirkan banyak negara. Jadi jangan sampai kemajuan teknologi ini menimbulkan kerugian kepada masyarakat tertinggal," Sri Mulyani menerangkan.
Sri Mulyani menjelaskan, populasi penduduk dunia bakal mencapai 9 miliar jiwa pada 2030. Ini merupakan jumlah yang besar, sehingga masing-masing negara bisa menjamin kehidupan penduduknya, termasuk persoalan pangan.
"Tapi muncul ketegangan antara Korea Utara dan Amerika Serikat (AS), proteksionisme AS dan diikuti negara lainnya. Proteksionisme tidak akan membawa kebaikan karena kita ingin ada kesejahteraan dan kemakmuran dengan adanya perdagangan global dan keterbukaan," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: