Fadli Zon: Panglima TNI Harus Jelaskan soal Senjata Ilegal

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo melempar isu panas terkait penyelundupan 5.000 pucuk senjata api ke Indonesia.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 24 Sep 2017, 16:55 WIB
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon meresmikan patung “The Founding Fathers” (Pendiri Republik) karya pematung terkemuka Bambang Win

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo melempar isu panas terkait penyelundupan 5.000 pucuk senjata api ke Indonesia.

Penyelundupan dilakukan sebuah institusi yang mencatut nama Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Pernyataan Gatot tersebut menuai banyak pertanyaan dari berbagai kalangan, tak terkecuali Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

"Saya pikir ini harus dijelaskan oleh Pak Gatot, saya juga kaget. Kalau benar ada institusi seperti itu, kan sangat berbahaya bagi keamanan nasional, bagi keamanan negara, semua prosedur untuk pengadaan senjata itu kan ada peraturannya, ada UU-nya," ujar Fadli Zon di Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (24/9/2017).

Meski Gatot juga menyatakan sudah mencegah masuknya ribuan senjata api tersebut, menurut Fadli Zon, sang panglima harus tetap menjelaskan lebih detail terkait hal tersebut.

"Ini perlu diteliti, meskipun Panglima TNI sudah menyampaikan bahwa ini berhasil dicegah, tapi menurut saya kejadian kan bisa berulang, nah institusinya, institusi mana? Siapa yang mengambil keputusan? Siapa yang merencanakan itu dan apakah ini atas nama lembaga atau atas nama oknum gitu?" kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Bisa Jadi Ancaman

Menurut Fadli Zon, jika benar penyelundupan senjata ilegal tesebut terjadi, keamanan negara tengah terancam. 5.000 senjata api menurutnya bisa dipergunakan untuk berperang.

"5.000 senjata itu bukan angka yang kecil, lima sampai 10 senjata sudah luar biasa, apalagi 5.000, itu seperti orang mau perang," kata dia.

"Kita harus tahu latar belakang kejadian ini yang sesungguhnya, apakah memang ada kepentingan politik, atau kepentingan bisnis atau kepentingan apa," terang Fadli Zon.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya