Islandia Lakukan Eksperimen Energi Panas Bumi

Ada beberapa alat modern yang mereka gunakan sebagai upaya pemanfaatan sumber daya alam tersebut, Thor salah satunya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 23 Sep 2017, 10:00 WIB
Salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi di Islandia, Nesjavellir Geothermal Power Station. (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, Reykjavik - Islandia sering disebut wilayah es dan api. Sebab, negara itu punya banyak es dan gletser, tetapi juga merupakan pusat panas bumi dan sumber air panas dari gunung aktifnya.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (23/9/2017), memanfaatkan semua energi itu adalah hal yang telah dilakukan beberapa generasi Islandia. Sehingga, saat ini mereka satu langkah lebih maju dalam urusan tersebut.

Ada beberapa alat modern yang mereka gunakan sebagai upaya pemanfaatan sumber daya alam tersebut, Thor salah satunya.

Alat-alat pengeboran sederhana yang disebut Thor ini, bisa mengubah masa depan energi Islandia. Thor telah mengebor lubang sedalam 4.659 meter di sebuah gunung berapi, di mana suhunya tercatat 420 derajat Celcius.

Selain itu, peneliti Islandia juga ingin mengembangkan panas bumi yang akan diproduksi menjadi energi uap.

"Jika kita berhasil memanfaatkan air panas dalam suhu tinggi, sumur yang dibor tersebut bisa menghasilkan lima sampai sepuluh kali lebih banyak energi dari pada sumur konvensional," papar Albertsson, seorang insinyur Islandia.

"Apabila sumur hasil galian tersebut berhasil dimanfaatkan tentu akan menjadi sebuah penelitian yang berhasil," tambahnya.

Ia juga mengatakan, tiga sampai lima sumur yang dibuat oleh Thor dapat menghasilkan energi panas bumi lebih dari 30 sumur geotermal yang konvensional.

Islandia adalah satu-satunya negara di dunia yang 100 persen beroperasi dengan energi terbarukan.

Apabila sumur baru ini memenuhi harapan, mereka dapat mengubah cara pemanfaatan energi panas bumi di seluruh dunia.

 

2 dari 2 halaman

Islandia Mengebor 4,8 Km Menuju Gunung Berapi

Islandia memanfaatkan panas dari gunung berapi untuk memproduksi energi bersih atau clean energy sebagai bagian dari proyek teknologi panas bumi (geotermal) yang baru dirintis.

Perusahaan yang menjalankan proyek tersebut, HS Orka, mengebor hingga kedalaman 4,8 kilometer ke dalam Bumi di dekat tempat wisata air panas Blue Lagoon di Reykjanes.

Jika berhasil, proyek percobaan itu dapat memproduksi energi 10 kali lebih besar dibanding energi yang dihasilkan dari gas atau minyak.

Dikutip dari Independent, Islandia merupakan negara pelopor energi geotermal. Sebanyak 85 persen pasokan energi di negara tersebut berasal dari sumber terbarukan.

Tak hanya itu, Islandia juga menjadi satu-satunya negara di dunia yang 100 persen listriknya terbarukan.

Namun, teknik pengeboran "supercritical" yang baru dilakukan itu dinilai jauh lebih efisien dibandingkan sumur panas bumi.

"Untuk memasok listrik dan air panas ke sebuah kota seperti Reykjavik dengan penduduk 212.000 jiwa, kami membutuhkan 30 -35 sumur bersuhu tinggi, namun dengan sumur supercritical kami hanya membutuhkan tiga atau lima," ujar seorang insinyur proyek tersebut, Albert Albertsson, kepada Phys.org.

Meski energi panas bumi secara umum dianggap sebagai sumber berkelanjutan, geotermal tak seluruhnya terbarukan.

Panas bumi menghasilkan karbon dioksida dan polusi sulfur yang terlibat dalam proses ekstraksi. Meski demikian, jumlah jauh lebih rendah dibandingkan dengan polusi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.

Islandia juga berharap dapat memperluas kapasitas panas bumi ke pembangkit listrik di dasar laut.

Jika proyek itu berhasil, negara tersebut memiliki kemungkinan dapat menjual energi terbarukan ke Inggris dan negara Eropa lain melalui pipa bawah laut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya