Djarot Usulkan Gubernur DKI ke Depan Dipilih DPRD

Djarot Saiful hidayat menilai pemilihan langsung Gubernur DKI Jakarta membuat gaduh.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 20 Sep 2017, 13:23 WIB
Plt Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat saat mengikuti pelantikan Gubernur definitif DKI Jakarta di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/6). Pelantikan ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 76P Tahun 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memberi usul terkait Revisi Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibu Kota NKRI. Ia berpendapat sebaiknya Gubernur DKI dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

"Apakah tidak mungkin kepala daerah (DKI Jakarta) cukup dipilih lewat DPRD dan diajukan (oleh) Presiden? Kemudian wagub dipilih sendiri oleh gubernurnya supaya klop," kata Djarot.

Ia menilai pemilihan langsung gubernur DKI Jakarta membuat gaduh. Hal ini berkaca dari Pilkada DKI lalu.

Selain itu, ongkos yang dikeluarkan juga besar.

"Kalau calonnya dua pasang bisa sekali putaran, tapi coba bayangkan, bisa tidak di Jakarta calonnya dua? Pasti lebih dari dua," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (20/9/2017).

Djarot mengajukan argumen lain. Ia menilai Pemprov DKI Jakarta harus menyatu dengan kebijakan pemerintah pusat.

Realisasinya akan lebih mudah dilakukan bila usulan gubernur datang dari Presiden. Dengan begitu, kebijakan Pemprov DKI tidak bertabrakan dengan pemerintah pusat.

"Ini untuk menjaga situasi Jakarta dan menyatukan pemerintahan Jakarta dengan Presiden," pungkas Djarot.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Contoh Papua

Djarot pun mencontohkan, di Papua ada aturan gubernur harus merupakan orang asli Papua. Dari kasus itu bisa dimaknai demokrasi tidak selalu identik dengan sistem "one man one vote".

"Apakah kemudian di Papua keputusan dari Majelis Rakyat Papua bahwa gubernur sana harus asli sana itu tidak demokratis?" tanya Djarot.

Ia juga menyinggung pemilihan Presiden Singapura baru-baru ini. Singapura tidak menggelar pemilu untuk memilih Halimah Jacob sebagai presiden.

"Apakah kita anggap Singapura tidak demokratis ketika kemarin pilih presidennya? Apakah demokrasi harus diwarnai pemilihan langsung?" kata Djarot lagi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya