Detik-Detik Banjir Hanyutkan Pagoda di Myanmar

Berikut ini rekaman detik-detik saat arus sungai yang meninggi akibat banjir merobohkan pagoda.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 25 Jul 2017, 09:36 WIB
Pagoda Buddha, Thiri Yadana Pyilone Chantha roboh terseret banjir. (Dokumentasi Abbott U Pyinnya Linkkara/Straits Times)

Liputan6.com, Magway - Banjir melanda Myanmar tengah dan menghanyutkan sebuah pagoda Buddha. Selain itu puluhan ribu warga pun terpaksa meninggalkan rumah mereka, karena pemerintah memperingatkan bahwa akan terjadi hujan lebat selama beberapa hari mendatang.

Detik-detik robohnya pagoda terbawa arus banjir terekam kamera amatir yang beredar di media sosial seperti dilansir dari Straits Times, Selasa (25/7/2017). Dalam rekaman dramatis itu ditunjukkan tepi sungai tempat rumah ibadah Buddha, Thiri Yadana Pyilone Chantha bertengger yang perlahan hanyut ke dalam Sungai Ayeyarwady di daerah Magway.

Masyarakat pun terkejut saat melihat puncak pagoda berwarna emas itu runtuh terseret arus.

Abbott U Pyinnya Linkkara yang merekam detik-detik robohnya pagoda tersebut mengatakan bangunan tersebut hancur pada Kamis 20 Juli pekan lalu.

"Pagoda ini dibangun pada tahun 2009, saat berada jauh dari sungai," kata dia pada Senin 24 Juli lalu. "Dari tahun ke tahun, sungai telah mengikis tanah dan sekarang pagoda itu jatuh ke sungai."

Linkkara menuturkan bahwa banjir umum terjadi di daerah tersebut selama musim hujan pada Mei sampai Oktober. Namun tahun ini menyebabkan erosi yang mengkhawatirkan.

"Beberapa desa di tepi sungai telah hanyut seluruhnya. Warga desa sekarang takut tinggal di sini. Banjir sekarang telah surut, tapi erosi terus berlanjut," tutur Linkkara.

Ketinggian air telah meningkat pesat sejak hujan muson yang tak henti-henti mengguyur jantung negara itu pada awal Juli. "Masyarakat pun terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi atau mencari perlindungan di vihara-vihara Buddha," kata seorang pejabat bantuan bencana.

Sebagian besar musibah banjir terjadi di wilayah Magway, di mana pagoda runtuh dan lebih dari 60.000 orang terpaksa mengungsi karena meningkatnya ketinggian air.

"Situasi terkendali, tapi apa yang terjadi sekarang akan tergantung pada cuaca," kata Ko Ko Naing selaku Direktur Jenderal Kementerian Kesejahteraan Sosial, Bantuan dan Pemukiman.

"Kami siap membantu daerah yang dilanda banjir karena musibah itu terjadi setiap tahun."

Menurut pemerintah, sedikitnya dua orang dilaporkan meninggal dan lebih dari 90.000 orang mengungsi akibat banjir di Myanmar tengah dan selatan bulan ini.

"Seorang pria tenggelam dalam banjir di wilayah Sagaing dan yang lainnya tersapu saat melintasi sebuah sungai di negara bagian Chin," kata seorang petugas di kementerian tersebut, Kay Thwe Win.

Sejauh ini Departemen Hidrologi Myanmar telah mengeluarkan peringatan banjir untuk beberapa wilayah dalam beberapa hari mendatang, karena hujan muson yang kuat terus membasahi negara tersebut.

Pemerintah juga telah menyediakan bantuan pangan dan dukungan lainnya kepada 116.817 orang yang terlantar akibat banjir pada Senin 24 Juli, serta tempat penampungan jangka panjang bagi mereka yang pemukimannya terendam banjir.

Sebelumnya pada Sabtu 22 Juli, surat kabar Global New Light of Myanmar melaporkan bahwa bendungan kecil di wilayah Bago juga ambruk.

Myanmar adalah salah satu negara yang paling rawan bencana di Asia, sering dilanda angin topan, banjir, suhu ekstrem dan gempa bumi sesekali.

Berikut ini rekaman detik-detik saat pagoda Buddha itu runtuh:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya