Cerita Megawati Pertama Kali Bertemu Para Kiai NU

Para kiai NU saat itu diterima Bung Karno di Istana Negara dengan mengenakan sarung dan sandal.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 14 Jul 2017, 07:42 WIB
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan sambutan pada peresmian Patung Proklamator RI Soekarno "Putra Sang Fajar" di Kota Blitar, Selasa (6/6). Patung perunggu itu memiliki ketinggian sembilan meter dengan berat lima ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri bercerita mengenai pertemuannya pertama kali dengan para kiai Nahdlatul Ulama (NU) saat dia masih kecil.

Saat itu, sang ayah, Presiden Pertama Indonesia Sukarno, menerima para ulama di Istana Negara.

Para ulama datang ke Istana dengan mengenakan pakaian muslim, bersarung, dan mengenakan sandal. Mega kecil menganggap cara berpakaian mereka aneh. Dia juga sempat menanyakan siapa sosok tamu yang datang untuk menemui ayahnya itu.

"Saya berbisik pada beliau, mungkin agak keras, saya bilang 'bapak, tamu bapak itu kok tidak sopan'. Bapak saya mukanya merah," kata Megawati di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis 13 Juli 2017.

Mendengar keluhan Mega, Sukarno pun marah dan mengantarkan Megawati untuk keluar dulu. Kemudian Sukarno mengatakan, para tamu tersebut merupakan para kiai dan ulama terhormat.  

"Saya enggak boleh pakai sandal kalau bertamu, kenapa bapak diizinkan pakai sandal, pakai sarung?" tanya Mega kepada Bung Karno.  

Namun Sukarno menjelaskan, tamu yang bersandal itu merupakan para orang terhormat. Mereka adalah pejuang kemerdekaan. Perihal penggunaan sandal memang merupakan gaya para kiai tersebut.

"Ayah saya mengatakan mereka adalah garda terdepan ketika membentuk Indonesia. Tanpa mereka mungkin kita akan tetap dijajah," ujar Megawati.

"Dari situ saya mulai mengetahui ada yang namanya kaum ulama dari Nahdlatul Ulama," ungkap Ketua Umum PDI Perjuangan itu.

Megawati menyebut, ayahnya berteman baik dengan pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari. Sukarno sering berdiskusi soal hukum membela negara berdasarkan Islam.

Catatan: berita ini telah direvisi tanpa mengurangi atau mengubah substansi ucapan narasumber.

Saksikan video menarik di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya